IWANGEODRS PEMBELAJARAN GEOGRAFI ON LINE SMA MUHAMMADIYAH 1 TASIKMALAYA

Terbaru

BIOTEKNOLOGI 2

PROTEIN SEL TUNGGAL (Single Cell Protein = SCP)

adalah makanan berkadar protein tinggi, berasal dari mikroorganisme

Contoh: 1. Mikoprotein dari Fusarium
………….. Substrat: tepung gandum dan ketan

…………2. Spirulina dan Chlorella

Kelebihan SCP:

1. Kadar protein lebih tinggi dari protein kedelai atau hewan
2. Pertumbuhan cepat

Gbr. Diagram umum proses/tahapan produksi SCP

  1. Vektor, berupa plasmid bakteri atau viral ADN virus.


    Gbr. Pembuatan plasmid dan mekanisme penyisipan gen

  2. Bakteri, berperan dalam perbanyakan plasmid melalui perbanyakan bakteri.

    Gbr. Pemisahan DNA oleh enzim restriksi

  3. Enzim, terdiri dari enzim RESTRIKSI (pemotong plasmid/ADN) dan enzim LIGASE (penyambung ptongan-potongan ADN)

Gbr. Proses produksi insulin manusia dengan rekayasa genetika

1.
Antibodi Monoklonal

adalah antibodi sejenis yang diproduksi oleh sel plasma klon sel-sel b sejenis. Antibodi ini dibuat oleh sel-sel hibridoma (hasil fusi 2 sel berbeda; penghasil sel b Limpa dan sel mieloma) yang dikultur.
Bertindak sebagai antigen yang akan menghasilkan anti bodi adalah limpa. Fungsi antara lain diagnosis penyakit dan kehamilan

2.
Terapi Gen

adalah pengobatan penyakit atau kelainan genetik dengan menyisipkan gen normal

3.
Antibiotik

Dipelopori oleh Alexander Fleming dengan penemuan penisilin dari Penicillium notatum.

– Penicillium chrysogenum Þ memperbaiki penisilin yang sudah ada.
…………………………………Dilakukan dengan mutasi secara …………………………………iradiasi ultra violet dan sinar X.
Cephalospurium .……………..Þ penisilin N.
– Cephalosporium ………………
Þ sefalospurin C.
– Streptomyces …………………Þ
streptomisin, untuk pengobatan TBC

4.
Interferon

Adalah antibodi terhadap virus. Secara alami hanya dibuat oleh tubuh manusia. Proses pembentukan di dalam, tubuh memerlukan waktu cukup lama (dibanding kecepatan replikasi virus), karena itu dilakukan rekayasa genetika.

5.
Vaksin

Contoh: Vaksin Hepatitis B dan malaria.
Secara konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan pemanasan atau pemberian bahan kimia.
Dengan bioteknologi dilakukan fusi atau transplantasi gen.

Gbr. Tahapan sintesis vaksin yang direkayasa secara genetika

Thichacillus ferrooxidan berperan memisahkan logam dari bijihnya atau kotoran sehingga didapat logam berkualitas tinggi. Sebagai contoh pada tembaga (Cu).

………………………………………………………….aktivitas
Reaksi: CuFeS2 + 2 Fe2(SO4)3 + 2 H2O + 3 O2 ———————————> CuSO4 + 5 FeSO4 + 2 H2SO4 + Energi

………………………………………….aktivitas
CuSO4 + 2 Fe+ + H2SO4 + Energi ———————————> 2 FeSO4 + Cu2+ + 2 H+

Thiobacillus ferrooxidan bersifat kemolitotrof

1.
Pencemaran oleh minyak.
Strain-strain Pseudomorms Þ mengkonsumsi hidrokarbon. Rekayasa genetik membentuk bakteri super yang
meogandung empat jenis plasmid pembawa gen untuk konsumsi hidrokarbon.
2.
Limbah organik dapat diuraikan oleh bakteri aerob atau anaerob.

Gbr. Skema pengolahan air limbah

Dalam membatasi pemakaian pestisida, dilakukan upaya pemberantasan hama secara biologi antara lain penggunaan musuh alami dan menciptakan tanaman resisten hama.

1.
Bacillus thuringiensis Þ menghasilkan bioinsektisida yang toksin terhadap larva serangga.
-Transplantasi gen penghasil toksin pada tanaman menghasilkan ..tanaman yang bersifat resisten hama serangga.
– Kristal (racun Bt) diolah menjadi bentuk yang dapat disemprotkan ..ke tanaman. Racun akan merusak saluran pencernaan serangga.

2.
Baculovirus sp.
Virus disemprotkan ke tanaman. Bila termakan, serangga akan mati dengan sebelumnya, menyebarkan virus melalui perkawinan.

Skema teknik kultur jaringan sederhana yang dilakukan

Sifat TOTIPOTENSIAL tanaman, dapat diterapkan untuk kultur jaringan. Kultur jaringan (sel) adalah mengkultur/membiakkan jaringan (sel) untuk memperoleh individu baru.

Penemu F.C. Steward menggunakan jaringan floem akar wortel.

Gambar 1
Skema teknik kultur jaringan sederhana yang dilakukan oleh Steward terhadap tanaman wortel (Daucus carota)

MANFAAT / KEUNTUNGAN KULTUR JARINGAN

1.
Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam waktu yau~g singkat
2.
Sifat identik dengan induk
3.
Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
4.
Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa

1.
Tanaman kebal terhadap penyakit, misalnya tembakau kebal terhadap TMV.

Skema rekayasa genetika untuk membuat tumbuhan kebal virus TMV

2.
Tanaman mampu menambat N2.

Pemberian nitrogen dalam bentuk pupuk buatan secara berlebih ternyata berdampak negatif yaitu:

1.
Meningkatkan tekanan osmosis air tanah

2.
Meningkatkan keasaman tanah Þ akibat lanjut adalah defisiensi Ca, Mg dan K

3.
Terjadinya eutrofikasi karena penumpukan NO3 di perairan, jalan keluarnya adalah dilakukan rekayasa genetika


BIOTEKNOLOGI

Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan REVOLUSI BIRU.

Ciri-ciri:

a.
Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin).

b.
Ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

Pembagian daerah ekosistem air laut

  1. Daerah Litoral / Daerah Pasang Surut:
    Daerah litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan darat. Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di daerah ini antara lain: ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut, udang, kepiting, cacing laut.
  2. Daerah Neritik:
    Daerah neritik merupakan daerah laut dangkal, daerah ini masih dapat ditembus cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah ini dapat mencapai 200 m. Biota yang hidup di daerah ini adalah plankton, nekton, neston dan bentos.
  3. Daerah Batial atau Daerah Remang-remang:
    Kedalamannya antara 200 – 2000 m, sudah tidak ada produsen. Hewannya berupa nekton.
  4. Daerah Abisal:
    Daerah abisal adalah daerah laut yang kedalamannya lebih dari 2000 m. Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak terdapat produsen.

Berdasarkan intensitas cahayanya, ekosistem laut dibedakan menjadi 3 bagian:

a.
Daerah fotik: daerah laut yang masIh dapat ditembus cahaya matahari, kedalaman maksimum 200 m.
b.
Daerah twilight: daerah remang-remang, tidak efektif untuk kegiatan fotosintesis, kedalaman antara 200 – 2000 m.
c.
Daerah afotik: daerah yang tidak tembus cahaya matahari. Jadi gelap sepanjang masa.

Komunitas di Dalam Ekosistem Air Laut

Menurut fungsinya, komponen biotik ekosistem laut dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:

a.
Produsen
terdiri atas fitoplankton dan ganggang laut lainnya.
b.
Konsumen
terdiri atas berbagai jenis hewan. Hampir semua filum hewan ditemukan di dalam ekosistem laut.
c.
Zooplaokton
terdiri atas bakteri dan hewan-hewan pemakan bangkai atau sampah.


Pada ekosistem laut dalam, yaitu pada daerah batial dan abisal merupakan daerah gelap sepanjang masa.

Di daerah tersebut tidak berlangsung kegiatan fotosintesis, berarti tidak ada produsen, sehingga yang ditemukan hanya konsumen dan dekompos saja. Ekosistem laut dalam merupakan suatu ekosistem yang tidak lengkap.

Adaptasi biota laut terhadap lingkungan yang berkadar garam tinggi:

Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang lebih sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi, seperti ikan yang mempunyai tekanan osmosis jauh lebih rendah daripada tekanan osmosis air laut. Cara ikan beradaptasi dengan kondisi seperti itu adalah:

– hanyak minum
– air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus
– sedikit mengeluarkan urine
– pengeluaran air terjadi secara osmosis
– garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang

Daerah pantai merupakan daerah perbatasan antara ekosistem laut dan ekosistem darat. Karena hempasan gelombang dan hembusan angin maka pasir dari pantai membentuk gundukan ke arah darat. Setelah gundukan pasir itu biasanya terdapat hutan yang dinamakan hutan pantai.

Tumbahan pada hutan pantai cukup beragam. Tumbuhan tersebut bergerombol membentuk unit-unit tertentu sesuai dengan habitatnya. Suatu unit vegetasi yang terbentuk karena habitatnya disebut formasi. Setiap formasi diberi nama sesuai dengan spesies tumbuhan yang paling dominan.

Berdasarkan susunan vegetasinya, ekosistem hutan pantai dapat dibedakan menjadi 2, yaitu formasi Pres-Caprae dan formasi Baringtonia.

1.
Formasi Pres-Caprae

Pada formasi ini, tumbuhan yang dominan adalah Ipomeea pres-caprae, tumbuhan lainnya adalah Vigna, Spinifex littoreus (rumput angin), Canavalia maritime, Euphorbia atoto, Pandanus tectorius (pandan), Crinum asiaticum (bakung), Scaevola frutescens (babakoan).

2.
Formasi Baringtonia

Vegetasi dominan adalah pohon Baringtonia (butun), tumbuhan lainnya adalah Callophylum inophylum (nyamplung), Erythrina, Hernandia, Hibiscus tiliaceus (waru laut), Terminalia catapa (ketapang).

Di daerah pasang surut sendiri dapat terbentak hutan, yaitu hutan bakau. Hutan bakau biasanya sangat sukar ditempuh manusia karena banyaknya akar dan dasarnya terdiri atas lumpur.

Penduduk dunia terus bertambah, terutama di negara-negara berkembang. Keadaan tersebut harus diiringi/didukung oleh peningkatan pangan. Sesuai dengan apa yang dinyatakan Thomas Robert Malthus, perlu disadari bahwa kemampuan sumber daya alam sebagai penghasil pangan adalah terbatas. Untuk itu perlu diupayakan pengembangan sumber daya alam yang pada akhirnya ditujukan bagi pengembangan produksi pangan.

REVOLUSI HIJAU

Merupakan usaha pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi pangan. Mengubah dari pertanian tradisional menjadi pertanian yang menggunakan teknologi lebih maju.

Diawali oleh Ford dan Rockefeller Foundation, yang mengembangkan gandum di Meksiko (1950) dan padi diFilipina (1960). Revolusi hijau menekankan pada SEREALIA: padi, jagung, gandum, dan lain-lain.

REVOLUSI HIJAU DI INDONESIA

Dilakukan dengan EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI pertanian. Ekstensifikasi dengan perluasan areal. Terbatasnya areal, menyebabkan pengembangan lebih banyak pada intensifikasi. Intensifikasi dilakukan melalui Panca Usaha Tani, yaitu:
1. Teknik pengolahan lahan pertanian
2. Pengaturan irigasi
3. Pemupukan
4. Pemberantasan hama
5. Penggunaan bibit unggul

DAMPAK POSITIF REVOLUSI HIJAU

Produksi padi dan gandum meningkat sehingga pemenuhan pangan (karbohidrat) meningkat. Sebagai contoh: Indonesia dari pengimpor beras mampu swasembada.

PERMASALAHAN DAN DAMPAK NEGATIF

1.
Penurunan produksi protein, dikarenakan pengembangan serealia (sebagai sumber karbohidrat) tidak diimbangi pengembangan pangan sumber protein dan lahan peternakan diubah menjadi sawah.
2.
Penurunan keanekaragaman hayati.
3.
Penggunaan pupuk terus menerus menyebabkan ketergantungan tanaman pada pupuk.
4.
Penggunaan peptisida menyebabkan munculnya hama strain baru yang resisten.

Pemuliaan adalah usaha memperoleh bibit unggul dengan merakit keanekaragaman genetik (plasma nutfah) organisme.

Organisme yang dikategorikan bibit unggul bercirikan:

1. Masa pertumbuhan pendek (cepat menghasilkan)
2. Tahan hama dan penyakit
3. Produksi tinggi dan rasanya enak
4. Adaptif terhadap kondisi lingkungan
S. Masa produksi lama

Usaha yang dilakukan:

1. Seleksi
2. Hibridisasi
3. Mutasi
….– tumbohan poliploidi
….– mutasi radiasi dengan radioaktif
4. Transplantasi/cangkok gen
5. Kultur jaringan

Yang melatarbelakangi munculnya revolusi biru bahwa revolusi hijau belum dapat memenuhi seluruh kebutahan pangan dan 70 % bagian bumi kita adalah laut.

Sumber daya alam yang dapat diambil:

1. Tumbuhan: alga
2. Hewan : ikan kerang kepiting dan lain-lain
3. Mineral : NaCl, Mg dan lain-lain
4. Tanah diatom

PERMASALAHAN DAN DAMPAK NEGATIF

1.
Penangkapan ikan yang tak kenal batas dengan alat dan bahan berbahaya.

2.
Meningkatnya jumlah penduduk dan industri di daratan menyebabkan pemasukan limbah ke laut dalam jumlah yang besar pula. Akibatnya laut menjadi kerah/kotor sehingga pada akbarnya menurunkan produktifitas ganggang dan menurunnya jumlah ikan.

3.
Pencemaran laut oleh limbah kapal dan tumpahan minyak.

4.
Rusak serta hilangnya hutan bakau karena diabah menjadi tambak.

Gbr. Mencari ikan dengan menggunakan gema

PENANGGULANGAN

1.
Mencegah dan mengatasi pencemaran antara lain:
a. melarang pembuangan sampah ke laut
b. pengolahan limbah cair industri sebelum masuk ke sungai dan ….berakhir di laut

2.
Mencegah penangkapan tak kenal batas antara lain:
a. membatasi ukuran ikan yang boleh ditangkap
b. melarang penggunaan bahan dan alat berbahaya

3.
Mencegah hilangnya hutan bakau

Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu, untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia.

Biokimia mempelajari struktur kimiawi organisme. Rekayasa genetika adalah aplikasi genetik dengan mentransplantasi gen dari satu organisme ke organisme lain.

Ciri utama bioteknologi:

1. Adanya aBen biologi berupa mikroorganisme, tumbuhan atau hewan
2. Adanya pendayagunsan secara teknologi dan industri
3. Produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian

Gbr. Kegunaan Bioteknologi untuk memenuhi kebutuhan manusia

Perkembangan bioteknologi :

1.
Era bioteknologi generasi pertama Þ bioteknologi sederhana.
Penggunaan mikroba masih secara tradisional, dalam produksi makanan dan tanaman serta pengawetan makanan.

Contoh:
pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain.

2.
Era bioteknologi generasi kedua.
Proses berlangsung dalam keadaan tidak steril.

Contoh:
a. produksi bahan kimia: aseton, asam sitrat
b. pengolahan air limbah
c. pembuatan kompos

3.
Era bioteknologi generasi ketiga.
Proses dalam kondisi steril.

Contoh:
produksi antibiotik dan hormon

4.
Era bioteknologi generasi baru Þ bioteknologi baru.

Contoh:
produksi insulin, interferon, antibodi monoklonal

1. MAKANAN BAHAN SUSU

….Prinsipnya adalah memfermentasi susu menghasilkan asam laktat.

1.
Keju

Mikroba: Propiabacterium (bakteri asam laktat) yang juga berperan memberi rasa dan tekstur keju.

2.
Yoghurt

Mikroba: 1. Lactobacillusbulgaris Þ pemberi rasa dan aroma
……….. 2. Streptococcus thermophilus Þ menambah keasaman

3.
Mentega

Mikroba: Leuconostoc cremoris

Gbr. Tahap-tahap dasar pembuatan minuman anggur merah

2. MAKANAN NON SUSU

1.
Roti, asinan, dan alkohol (bir, anggur “wine”, rum), oleh ragi

2.
Kecap, oleh Aspergillus oryzae

3.
Nata de Coco, oleh Acetobacter xilinum

Prinsipnya adalah pemecahan amilum oleh mikroba menghasilkan gula, yang kemudian difermentasi

4.
Cuka, oleh Acetobacter aseti

Alkohol difermentasi dalam kondisi aerob

1.
Asam Sitrat

mikroba : Aspergillus niger
bahan : tetes gula dan sirup
Fs. Asam Sitrat : pemberi citarasa, pengemulsi susu, dan antioksidan. Umumnya asam ini banyak terdapat pada jeruk.

2.
Vitamin

– B1 oleh Assbya gossipii
– B12 oleh Propionibacterium dan Pseudomonas

3.
Enzim

a. Amilase Þ digunakan dalam produksi sirup, kanji, glukosa.
Glukosa isomerase : mengubah amilum menjadi fruktosa.
Fruktosa digunakan sebagai pemanis makanan menggantikan sukrosa.

mikroba: Aspergillus niger
…………Aspergillus oryzae
…………Bacillus subtilis

b. Protease
– digunakan antara lain dalam produksi roti, bir
– protease proteolitik berfungsi sebagai pelunak daging dan ..campuran deterjen untuk menghilangkan noda protein

mikroba: Aspergillus oryzae
…………Bacillus subtilis

c. Lipase
Antara lain dalam produksi susu dan keju Þ untak meningkatkan cita rasa.

mikroba: Aspergillus niger
………..
Rhizopus spp

d. Asam Amino
– asam glutamat Þ bahan utama MSG (Monosodium Glutamat)
– Lisin Þ asam amino esensial, dibutuhkan dalam jumlah besar
..oleh ternak.

Keduanya oleh Corynobacterium glutamicum


BIOGEOGRAFI

Biogeografi yaitu bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan distribusi organisme di permukaan bumi. Di dunia ini dikenal 6 daerah biogeografi dengan masing-masing daerah yang memiliki perbedaan dan keseragaman tertentu (unik) dalam kelompok-kelompoknya.

Daerah biogeografi ini dinamakan Australia, Oriental, Ethiopia, Neotropika, Paleartik dan Neartik. Karena fauna Paleartik dan Neartik adalah serupa, maka kedua daerah biogeografi ini kadang-kadang digabung menjadi Holartik.
IKLIM DAN BIOGEOGRAFI

Iklim merupakan faktor utama yang menentukan tipe tanah maupun spesies tumbuhan yang tumbuh di daerah tersebut. Sebaliknya jenis tumbuhan yang ada menentukan jenis hewan dan mikroorganisme yang akan menghuni daerah tersebut. Pada dasarnya iklim tergantung pada matahari. Matahari bertanggung jawab tidak hanya untuk intensitas cahaya yang tersedia untak proses fotosintesis, tetapi juga untuk temperatur umumnya.

Komponen iklim lain yang menentukan organisme apa yang dapat hidup di suatu daerah adalah kelembaban, kelembaban ini juga bergantung pada cahaya matahari dan temperatur. Curah hujan yang banyak diperlukan untuk mendukung pertumbuhan pohon-pohon yang besar, sedangkan curah hujan yang lebih sedikit membantu komunitas yang didominasi oleh pohon-pohon pendek, semak belukar, rumput dan akhirnya kaktus atau tumbuhan gurun lainnya.

Makin tinggi curah hajan dan temperatur di suatu daerah (tanah) makin banyak dan makin besar jumlah tumbahan yang didukungnya. Dengan demikian iklim merupakan salah satu faktor utama terbentuknya daerah-daerah biografi.

Daerab-daerah biogeografl di dunia dengan beberapa organisme yang khas

1.
Australia

Australia Irian, Selandia Baru, dan kepulauan di Samudera Pasifik.
Misalnya: Semua Monotremata, Marsupialia (mammalia tidak berplasenta/mammalia berkantung), Rodentia, Kelelawar, burung Kaswari, burung Cenderawasih, jenis-jenis burung Kakaktua, ikan Paru-paru Australia dan burung Kiwi.

2.
Oriental

Daerah Asia bagian selatan pegunungan Himalaya, India, Sri Langka, Semenanjung Melayu, Sumatera, Jawa, Kalirnantan, Sulawesi, dan Filipina.
Misalnya: Siamang, Orang utan, Gajah, Badak, burung Merak.

3.
Ethiopia

Afrika, Magaskar dan pulau-pulau sekitar Afrika
Misalnya: Gajah Afrika, Gorilla, Simpanse, Badak Afrika, Singa, Kuda Nil, Zebra, Jerapah, Burung Onta.

4.
Neotropik

Amerika Selatan dan Tengah, Meksiko dan Hindia Barat.
Misalnya: Armadillo, kelelawar Vampire, burung Kolibri.

5.
Neartik

Amerika Utara dari dataran tinggi Meksiko sampai kawasan kutub utara dan Greenland.
Misalnya: Kambing gunung, Karibon, tikus air (Beaves).

6.
Paleartik

Eurasia sebelah selatan ke Himalaya, Afghanistan, Iran dan Afrika bagian utara dari gurun Sahara.
Misalnya: Landak, Babi hutan dan Rusa kecil.

Distribusi organisme dipengaruhi oleh sejarah, iklim masa lalu dan susunan atau bentuk benua-benua dan hubungan ekologis masa lalu dan masa sekarang, serta semua interaksi satu sama lainnya. Karena kompleksitas hubungan ini, maka para pakar biogeografi telah cenderung memusatkan pada salah satu dari dua pendekatan utama terhadap bidang ilmu ini.

Biogeografi Sejarah

Menekankan terutama pada sejarah evolusi (perkembangan) dari kelompok-kelompok organisme. Dari mana mereka berasal ? Bagaimana mereka menyebar ? Bagaimanakah distribusinya pada masa sekarang dapat menjelaskan kepada kita tentang sejarahnya masa lalu ?

Biogeografi Ekologi

Memusatkan pada interaksi organisme pada saat ini dengan lingkungan fisik dan interaksi satu sama lainnya serta untuk memahami bagaimana hubungan-hubungan ini mempengaruhi dimana spesies dan takson yang lebih luar ditemukan pada masa sekarang.

PENYEBARAN HEWAN DI INDONESIA

Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang terletak di antara 2 daerah biogeografi besar, yaitu antara daerah biogeografi Oriental dan daerah biogeografi Australian.

Didasarkan kepada sejarah asal wilayah Nusantara beberapa pakar membagi wilayah Indonesia menjadi beberapa kawasan. Kawasan-kawasan tersebut adalah:

1. Kawasan Indonesia Barat: meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan. Hewan-hewannya menyerupai hewan daerah oriental, misalnya:
gajah, harimau, orang utan, dan lain-lain.

2. Kawasan Indonesia Timur: meliputi Irian Jaya dan sekitarnya.
Hewan-hewannya menyerupai hewan di daerah Australia.

3. Kawasan Wallacea: meliputi wilayah Pulau Sulawesi, Kepulauan
Maluku, Sumba, Sumbawa, Lombok dan Timor. Memiliki hewan-hewan
khas (terutama di Pulau Sulawesi) tidak sama dengan hewan oriental
dan hewan Australia, misal: Anoa, burung Mako, kera hitam.

FLORA MALESIANA

Malesiana adalah suatu daerah luas yang meliputi Malaysia, Indonesia, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon.

Daerah ini merupakan wilayah bioma hutan hajan tropika dan memiliki beberapa jenis tumbuhan yang khas, misal: rotan, jati, cendana, kayu hitam.

Flora yang ditemukan di daerah ini sangat bervariasi bahkan beberapa tumbuhan memiliki nilai ekonomi yang tinggi,
misal: jati, meranti, anggrek, rotan, kayu cendana, makroni dan lain-lain.

Pada habitat darat dikenal istilah Bioma yaitu daerah habitat yang meliputi skala yang luas. Berikut ini hanya akan dibahas beberapa bioma utama yaitu:

1. Bioma gurun dan setengah gurun
2. Bioma padang rumput
3. Bioma hutan tropis
4. Bioma hutan gugur
5. Bioma hutan taiga
6. Bioma tundra
7. Bioma sabana
8. Bioma hutan bakau (mangroul) dan
9. Bioma hutan lumut
10. Bioma Hutan Musim

Gbr. Perubahan Bioma Menurut Ketinggian Garis dan Lintang

1. Bioma Gurun dan Setengah Gurun

Bioma gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat.

Ciri-ciri:

  1. Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun
  2. Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi
  3. Kelembaban udara sangat rendah
  4. Perbedaan suhu siang haridenganmalamharisangattinggi(siangdapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C)
  5. Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air

Lingkungan biotik:

– Flora: tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat
beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).

– Fauna: hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu
menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil
misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada
pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.

2. Bioma Padang Rumput

Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.

Ciri-ciri:

  1. Curah hujan antara 25 – 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hajannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
  2. Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
  3. Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.

Lingkungan biotik:

– Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan
porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka
merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan,
puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.

– Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan kanguru diAustralia.
Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.

3. Bioma Sabana

Bioma sabana adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan. Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu sabana murni dan sabana campuran.

– Sabana murni : bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri
atas satu jenis tumbuhan saja.
– Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari
campuran berjenis-jenis pohon.

4. Bioma Hutan Tropis

Bioma hutan tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika.

Ciri-ciri:

  1. Curah hajannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 – 225 cm/tahun.
  2. Matahari bersinar sepanjang tahun.
  3. Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
  4. Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.

– Flora: pada biorna hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies
tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 – 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu
tudung atau kanopi.

Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah
tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit
adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan
tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang
Burung.

– Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-
hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam
hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.

5. Hutan Musim

Di daerah tropis, selain hutan tropis terdapat pula hutan musim.

Ciri tumbuhan yang membentuk formasi hutan musim:

Pohon-pohonnya tahan dari kekeringan dan termasuk tumbuhan tropofit, artinya mampu beradaptasi terhadap keadaan kering dan keadaan basah pada saat musim kemarau (kering), daunnya meranggas, sebaliknya saat musim hujan, daunnya lebat. Hutan musim biasa diberi nama sesuai dengan tumbuhan yang dominan, misalnya: hutan jati, hutan angsana. Di Indonesia, hutan musim dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Fauna yang banyak ditemukan rusa, babi hutan, harimau.

6. Hutan Lumut

Hutan lumut banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan yang terletak pada ketinggian di atas batas kondensasi uap air. Disebut hutan lumut karena vegetasi yang dominan adalah tumbuhan lumut. Lumut yang tumbuh tidak hanya di permakean tanah dan bebatuan, tetapi mereka pun menutupi batang-batang pohon berkayu. Jadi pada hutan lumut, yang tumbuh tidak hanya lumut saja, melainkan hutan yang banyak pepohonannya yang tertutup oleh lumut. Sepanjang hari hampir selalu hujan karena kelembaban yang tinggi dan suhu rendah menyebabkan timbulnya embun terus-menerus.

7. Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest)

Ciri khas bioma hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.

Ciri-ciri:

– Curah hujan merata sepanjang tahun, 75 – 100 cm/tahun.
– Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan
musim semi
– Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan
tropis.

Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu hewan sebangsa luwak/musang.

Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, subu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur.

Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosentesis. Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada musim dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim semi.

8. Bioma Hutan Taiga / Hutan Homogen
Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada.

Ciri-ciri bioma hutan taiga:

  1. Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah.
  2. Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.
  3. Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin dengan suhu sangat rendah.
  4. Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin.

9. Bioma Hutan Tundra

Bioma ini terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran kecil.

Ciri-ciri:

  1. Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap.
  2. Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan.
  3. Fauna khas bioma tundra adalah “Muskoxem” (bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa kutub).

10. Hutan Bakau / Mangrove

Hutan bakau/mangrove banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau (Rhizophora sp), sehingga nama lainnya adalah hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan pula pohon Kayu Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).

Ciri-ciri:

  1. Kadar garam air dan tanahnya tinggi.
  2. Kadar O2 air dan tanahaya rendah.
  3. Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut lingkungannya becek dan herlumpur.

Dengan kondisi kadar garam tinggi, menyebabkan tumbuhan bakau sukar menyerap air meskipun lingkungan sekitar banyak air, keadaan ini dikenal dengan nama kekeringan fisiologis. Untuk menyesuaikan dengan lingkungan tersebut tumbuhan bakau memiliki dedaunan yang tebal dan kaku, berlapiskan kutikula sehingga dapat mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar.

Untuk menyesuaikan diri dengan kadar O2 rendah, tumbuhan bakau memiliki akar nafas yang berfungsi menyerap O2 langsung dari udara. Agar individu baru tidak dihanyutkan oleh arus air akibat adanya pasang naik dan pasang surut terutama pada bakau kita dapati suatu fenomena yang dikenal dengan nama VIVIPARI yang artinya adalah berkecambahnya biji selagi biji masih terdapat dalam buah, belum tanggal dari pohon induknya, dapat membentuk akar yang kadang-kadang dapat mencapai 1 meter panjangnya.

Jika biji yang sudah berkecambah tadi lepas dari pohon induknya maka dengan akar yang panjang tersebut dapat menancap cukup dalam di dalam lumpur, sehingga tidak akan terganggu dengan arus air yang terjadi pada gerakan pasang dan surut.

Hutan bakau di Indonesia terdapat di sepanjang pantai timur Sumatra, pantai barat dan selatan Kalimantan dan sepanjang pantai Irian, di Pulau Jawa hutan bakau yang agak luas masih tersisa di sekitar Segara Anakan dekat Cilacap yang merupakan muara sungai Citanduy.

Jenis-jenis hewan yang dapat ditemukan dalam lingkungan hutan bakau terutama adalah ikan dan hewan-hewan melata (buaya, biawak) dan burung-burung yang bersarang di atas pohon-pohon bakau.

Ekosistem akuatik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Ekosistem air tawar
  2. Ekosistem air laut

Ekosistem air tawar dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Ekosistem air tenang (lentik) misalnya: danau, rawa.
  2. Ekosistem air mengalir (lotik) misalnya: sungai, air terjun.

Ciri-ciri ekosistem air tawar:

a. Kadar garam/salinitasnya sangat rendah, bahkan lebih rendah dari
kadar garam protoplasma organisme akuatik.
b. Variasi suhu sangat rendah.
c. Penetrasi cahaya matahari kurang.
d. Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.

Flora ekosistem air tawar:

Hampir semua golongan tumbuhan terdapat pada ekosistem air tawar, tumbuhan tingkat tinggi (Dikotil dan Monokotil), tumbuhan tingkat rendah (jamur, ganggang biru, ganggang hijau).

Fauna ekosistem air tawar:

Hampir semua filum dari dunia hewan terdapat pada ekosistem air tawar, misalnya protozoa, spans, cacing, molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia, burung, mammalia. Ada yang selalu hidup di air, ada pula yang
ke air bila mencari makanan saja.

Hewan yang selalu hidup di air mempunyai cara beradaptasi dengan lingkungan yang berkadar garam rendah.
Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi daripada air, mempunyai cara beradaptasi sebagai berikut:
– Sedikit minum, sebab air masuk ke dalam tubah secara terus-menerus melalui proses osmosis.
– Garam dari dalam air diabsorbsi melalui insang secara aktif
– Air diekskresikan melalui ginjal secara berlebihan, juga diekskresikan
melalui insang dan saluran pencernaan.

1.
Berdasarkan cara memperoleh makanan atau energi, dibagi menjadi 2 kelompok:

a.
Organisme autotrof: organisme yang dapat mensintesis makanannya sendiri. Tumbuhan hijau tergolong organisme autotrof, peranannya sebagai produsen dalam ekosistem air tawar.
b.
Fagotrof dan Saprotrof: merupakan konsumen dalam ekosistem air tawar. Fogotrof adalah pemakan organisme lain, sedang Saprotrof adalah pemakan sampah atau sisa organisme lain.

2.
Berdasarkan kebiasaan kehidupan dalam air, organisme air tawar dibedakan atas 5 macam:

a.
Plankton: terdiri atas fitoplankton (plankton tumbahan) dan zooplankton (plankton hewan), merupakan organisme yang gerakannya pasif selalu dipengaruhi oleh arus air.
b.
Nekton: organisme yang bergerak aktif berenang. Contoh: ikan, serangga air.
c.
Neston: organisme yang beristirahat dan mengapung di permukaan air.
d.
Bentos: organisme yang hidup di dasar perairan.
e.
Perifiton: organisme yang melekat pada suatu substrat (batang, akar, batu-batuan) di perairan.

3.
Berdasarkan fungsinya, organisme air tawar dibedakan menjadi 3 macam:

a.
Produsen: terdiri dari Bolongan ganggang, ganggang hijau dan ganggang biru, golongan spermatophyta, misal: eceng gondok, teratai, kangkung, genger, kiambang.
b.
Konsumen: meliputi hewan-hewan, serangga, udang, siput, cacing, dan hewan-hewan lainnya.
c.
Dekomposer/pengurai: sebagian besar terdiri atas bakteri dan mikroba lain.

Berdasarkan intensitas cahaya, ekosistem air tawar dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu:

a.
Daerah litoral: daerah air dangkal, sinar matahari dapat menembus sampai dasar perairan organisme daerah litoral adalah tumbuhan yang berakar, udang, cacing dan fitoplankton.

b.
Daerah limnetik: daerah terbuka yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari. Organisme daerah ini adalah plankton, neston dan nekton.

c.
Daerah profundal: daerah dasar perairan tawar yang dalam sehingga sinar matahari tidak dapat menembusnya. Produsen sudah tidak ditemukan lagi


Laut Selatan Mengapa sering Menelan Korban

Beberapa saat lagi musim liburan sekolah tiba. Pantai nampaknya masih menjadi satu referensi tujuan wisata untuk mengisi masa liburan sekolah. Terutama pantai selatan, keelokan dan deburan ombaknya masih menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Namun belum hilang dari ingatan kita belum lama ini bagaimana laut selatan meminta korban. Hal ini nampaknya menjadi sebuah cerita tersendiri bagi keberadaan laut selatan.

Sudah banyak larangan untuk tidak mandi di laut terpasang di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa. Namun ada saja wisatawan yang bandel mengacuhkan larangan tersebut sehingga membahayakan keselamatannya sendiri. Pihak keamanan pantai selatan yogya pun mengeluhkan minmnya sarana pengawasan pantai. Tidak tersedianya kendaraan yang memudahkan mereka mengawasi pantai menyulitkan mereka mengawasi wisatawan dan menghalau mereka yang bandel tidak mengacuhkan larangan.

Sudah tak terhitung lagi berapa banyak korban berjatuhan disana. Legenda menyebut, itu karena ulah para korban dipilih oleh Nyi Roro Kidul sebagai tumbal Laut Selatan.  Kebanyakan korban adalah wisatawan domestic berusia muda, sekitar 15-27 tahun. Mereka berlibur ke pantai laut selatan untuk menikmati keindahan panorama bentang alam pantai, sekaligus merasakan deburan ombak yang menggelegar. Itulah kemudian yang konon para korban adalah orang yang dipilih oleh penguasa laut selatan sebagai balatentaranya.Semuanya kembali pada diri anda apakah percaya atau tidak. Yang jelas itu merukan satu kepercayaan dan kearifan local yang berkembang di wilayah setempat.  Tetapi  penjelasan ilmiahnya berkata lain.

Pantai Laut Selatan merupakan sebutan popular untuk kawasan sepanjang pantai Samudera Indonesia, terutama yang berbatasan dengan Pulau Jawa di bagian selatan.

Jika kita memandang dari perspektif ilmu kebumian (geologi) tentu akan berbeda dari cerita diatas. Paling tidak ada 4 tenaga kelautan, yakni gelombang laut, arus laut, angin, dan pasang surut air laut. Dari sana tentu dapat ditafsirkan bahwa penyebab utama dari kecelakaan itu adalah satu atau kombinasi dari 4 faktor yang disebutkan sebelumnya.

Dalam kasus laut selatan kecelakaan yang terjadi lebih banyak disebabkan oleh kombinasi antara gulungan ombak dan sederet arus. Untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu karakter ombak, konfigurasi dasar laut, dan mekanisme interaksi kedua factor itu.

Gelombang laut di pesisir selatan Pulau Jawa, umumnya berenergi tinggi dengan ombak besar. ini terjadi karena pantai langsung menghadap dengan laut lepas. Berdasar teori ada beberapa factor yang mempengaruhi terbentuknya gelombang. factor utama adalah angin, angin merupakan factor utama pembangkit gelombang, kombinasi kekuatan angin dengan pasang surut khususnya di musim barat akan menimbulkan ombak besar.

Bentuk morfologi dasar laut di sejumlah lokasi pantai laut selatan juga sangat memungkinkan terjadinya hempasan gelombang dahsayat ke pantai yang sekaligus memicu terjadinya arus seretan. Pantai selatan adalah pantai yang memiliki breaker zone (zona pecah gelombang ) yang dekat dengan garis pantai. hal ini terjadi karena pantai selatan adalah pantai yang mengalami pengangkatan karena didongkel oleh lempeng samudra yang menyusup masuk lempeng benua di selatannya. Sehingga energi besar gelombang yang pecah di lokasi yang dekat dengan garis pantai, masih memiliki energy sapuan yang menyapu pantai dengan kuat. Hal ini juga diperkuat oleh morfologi dasar laut selatan berupa palungan, parit-parit yang merupakan tempat terkonsentrasinya arus balik ke lepas pantai. Arus balik inilah yang kemudian menyeret korban ke tengah laut.

Secara rekonstruktif diperkirakan, peristiwa terseretnya korban yang sedang berenang, diawali dengan hempasan dan gulungan ombak cukup kuat sehingga arus putar (turbuleance current) pecahan ombak membuat korban terpental ke dasar laut. Hantaman ombak menyebabkan kepanikan sehingga kordinasi gerak tubuh menjadi kacau. Benturan kepala  dengan benda keras pun dapat terjadi.

Akibatnya, korban tak sadarkan diri. Pada saat bersamaan arus balik menyeret korban melalui jaringan parit dasar laut secara tiba-tiba. Korban dengan cepat kahilangan panas tubuh (hipotermia), dan akhirnya tewas.

Tulisan ini bukan berarti larangan untuk berkunjung ke pantai. Bagaimanapun angin pantai yang semilir merupakan tempat yang cocok untuk melepas penat. namun tetap harus memperhatikan keselamatan diri. Mematuhi peringatan untuk tidak berenang di pantai selatan nampaknya adalah hal yang bijaksana untuk dilakukan. Terlebih jangan tertipu oleh bagian air laut yang terlihat tenang, justru itulah tempat dengan arus balik yang kuat berada. Selamat berwisata dengan aman.

Makkah Mean Time Sebuah Titik Balik Peradaban Islam

96.  Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (Q.S Ali Imran:96)

Kita semua ingat bagaimana pada masanya dulu Islam pernah menjadi pusat peradaban dunia. Baghdad sebagai pusat Kekhalifahan Islam bani Abasyiah ketika itu menjadi pusat perkembangan Ilmu pengetahuan. Banyak sumbangsih ilmuan Islam ketika itu yang menjadi dasar bagi ilmu-ilmu modern yang berkembang sampai sekarang. Kita mengenal Ibnu Sina, Alkhawarizmi, Al-Idrisi beserta banyak ilmuan Islam lain yang telah menyumbangkan gagasan yang berarti bagi peradaban manusia.

Di 2010 ini lagi seorang ilmuan dari mesir, Abdel Basit Al Sayyed, Ilmuan dari Mesir menyatakan Mekkah adalah zona  magnet nol yaitu zona tanpa kekuatan magnet yang dibuktikan dengan tidak bergeraknya jarum kompas di makkah. Hal ini kemudian dijadika dasar oleh pemerintah Makkah untuk menggeser Basis waktu dunia ke Makkah. Menuai Kontroversi memang, namun tentu itu dinantikan oleh 1,5 Milyar Umat Islam di dunia.

Greenwich meridian Time secara resmi telah digunakan sebagai basis pembagian waktu dunia . International Meridian Conference di Washington memutuskan untuk membasiskan  titik nol derajat di greenwich di Inggris Raya. Sebenarnya kontroversi ini telah ada sebelumnya antara negara-negara yang mengajukan dirri untuk menjadi titik nol derajat. Tercatat negara-negara besar seperti inggris, Prancis dan Amerika pernah berebut status titik nol ini, menjadi titik pusat waktu dunia. Akhirnya melalui konferensi panjang Kota greenwich lah yang ditetapkan untuk menjadi basis waktu dunia.

Ketika itu bahkan prancis masih sempat tidak menyetujui penggunaan GMT dan masih menggunakan Paris Meridian Time yang digunakan sampai sekitar penghujung tahun 1930. Setelah insiden pusat waktu dunia ini praktis tidak ada lagi perdebatan tentang basis waktu dunia sampai dengan tahun 2010 ini.

Pemerintah Mekkah akhirnya mengumumkan keinginannya untuk menggubah basis waktu dunia dari greenwich ke Mekkah dengan pemgumuman pendirian jam terbesar di dunia yang dikenal dengan Abraj Al-Bait Tower pada tahun 2004. Jam ini mulai berdenting hari Kamis 12 Agustus lalu. Sejak bulan puasa tahun ini jam ini diujicoba dan diharapkan menjadi alternatif panduan waktu bagi 1,5 miliar umat Islam di seluruh dunia.

Rencana pemerintah Arab Saudi menggeser basis waktu dunia ini tentu bukanlah masalah sepele. Daris segi material saja pembangunan jam ini menghabiskan dana sebesar 800 juta dolar AS. Sesainnya dibuat oleh desainer dari swiss dan Jerman. Terlebih pada usaha menggeser waktu dunia ke mekkah tentu bukan perkara mudah mengingat GMT yang telah dugunakan selama 125 tahun ini dalam penetappannya juga melalui serangkaian proses yang alot.

Alasan yang digunakan dalam upaya penggeseran basis waktu dunia ini yang telah diungkapkan sebelumnya, Mekkah adalah zona  magnet nol yaitu zona tanpa kekuatan magnet yang dibuktikan dengan tidak bergeraknya jarum kompas di makkah. Namun hal ini ditentang oleh ilmuan barat yang menyatakan bahwa kutub utara pada kenyataannya berada di garis yang melewati kanada, AS, Meksiko dan Antartika.

Oleh karena itu dalam mewujudkan MMT ini pemerintah arab saudi harus menyiapkan konsep yang matang dan dapat meyakinkan berbagai pihak  internasional. Karena ini sangat menghentak dunia yang diniali menentang konvensi dunia 1884.

Kita tunggu saja apakah tanggal peresmian Jam di Menara abraj al bait ini juga akan mengubah waktu dunia yang telah dibagi dalam 360 sesuai dengan konferensi dunia di washington. Jika ya maka pemerintah makkah yang menggadang proyek ini harus mempunyai aturan waktu baru bagi dunia yang telah menggunakan GMT sejak dulu kala.

Ketika ini benar-benar terwujud maka kembali menjadi titik balik dimana Islam memang Agama yang Rahmatan Lil’alamin dimana dengan sistem ekonomi syariah yang terbukti tidak tepengaruh dengan krisis global dan tentunya ditambah dengan pusat waktu dunia yang akan berpusat di makkah maka satu persatu dunia ini kembali mengkiblat ke Islam.

GEOGRAFI DAN ISLAM

Ilmu geografi tumbuh dan berkembang dari awal peradaban manuisa. Sesungguhnya Munculnya pemikiran geografis dapat dikatakan sejalan dengan munculnya peradaban umat manusia. Pada  saat manusia secara naluriah  mengenal upaya untuk mempertahankan diri dan mengembangkan eksistensinya di permukaan bumi. Pada dasarnya mereka telah berfikir geografis. Tentang apa yang dapat dimakan, dimana mendapatkan makanan, kapan dapat diperolehnya, mengapa bahan pangan ada di wilayah tertentu dan bagaimana memperoleh makanan.

Walaupun demikian, Dasar-dasar perkembangan geografi pada umumnya orang masih merujuk pada apa yang dikembangkan para pakar pada masa Yunani kuno.

Eratosthenes (276-196 SM) adalah tokoh yang pertama menyebut dirinya sebabagai ahli geografi dan memperkenalkan istilah geografi lewat buku yang ditulisnya dengan judul “Geographika”, yang meliputi bab-bab tentang pengetahuan geografi fisik (perubahan hubungan darat, laut dan arus laut,),  geografi  astronomi serta bab yang berisi uraian tentang negeri dan bangsa-bangsa (Khoe Soe Khiam, p.10). disamping itu dia juga orang pertama yang melakukan pengukuran besarnya bola bumi. Dilanjutkan dengan Strabo (66-24 M) yang meletakkan pandangan dasar yang sekarang ini menjadi ciri utama pendekatan kajian geografi, yaitu keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Lalu Claudius Ptolomeus yang menyempurnakan metode penentuan lokasi tempat-tempat di permukaan bumi dengan penggunaan sistem garis bujur dan garis lintang.

Perkembangan ilmu pengetahuan termasuk juga geografi telah berhasil dibuahkan dalam satu kurun waktu sekitar 400 tahun dari 250 SM- 200 M. Keadaan  ini dimungkinkan oleh adanya suasana kehidupan intelektual dan politik yang menunjang. Para  ahli bebas mengemukakan pendapatnya tentang berbagai peristiwa atau kejadian di Bumi. Baik orang awam atau pun pakar geografi mendapatkan kesempatan yang luas untuk mengadakan perjalanan. Sehingga keilmuan geografi sangat dibutuhkan dalam memecahkan permasalahan keruangan dalam mengenai  arah, jarak, letak tempat-tempat dan hubungan kenampakkan dengan kenampakkan lain.

Pada kurun waktu 200-1200 merupakan jaman kegelapan bagi pertumbuhan geografi dan pengetahuan perpetaan. Keadaan demikian itu berkaitan erat dengan perjalanan sejarah eropa. Keadaan politik yang tidak mendukung. Dimana eropa menjadi negara kecil yang saling berperang, sehingga tak memungkinkan untuk melakukan perjalanan. Rasa ingin tahu akan apa yang ada diluar cakrawala pun sukar dikembangkan. Juga diwarnai dengan kehidupan yang diwarnai dengan dominasi gereja. Peta yang berkembang adalah peta-peta yang dirujuk oleh tokoh gereja.

Pengetahuan geografi dan perpetaan yang  telah berkembang tidak sepenuhnya lenyap selama abad pertengahan. Orang-orang Islam di dunia Arab masih meneruskan dan mengembangkan lebih lanjut tradisi ilmu geografi, Khususnya setelah keberhasilan ekspedisi kekuasaan Islam ke Eropa pada abad ke delapan. Antara tahun 800 hingga 1400 pengetahuan geografi, perpetaan dan kosmografi yang dikembangkan para ahli Islam dapat dikatakan cukup maju dan dikembangkan dari berbagai macam sumber. Sarjana-sarjana Muslim tidak hanya menterjemahkan karya-karya yunani tetapi juga mengkombinasikannya dengan pengetahuan yang telah berkembang di pusat kebudayaan di mesir, india, dan persia. Serta perjalanan langsung ke berbagai penjuru dunia.

Perkembangan keilmuan geografi di dunia Islam terutama disebabkan oleh hal sbb: 1 Perdagangan  yang cukup  ramai meliputi 3 benua. 2. Bahasa dan agama yang sama. 3. kesultanan yang  mendukung sepenuhnya keilmuan. 4. Penterjemahan karya yunani dlam bahasa arab. 5. Berkembangnya ilmu dasar (Biologi, ilmu hitung, kedokteran dll).

Untuk keperluan perjalanan cendekiawan muslim memerlukan pengetahuan lokasi tempat secara sama, lebih-lebih ketika Kekuasaan Islam terbentang dari pakistan hingga pantai atlantik dan meliputi seluruh pantai utara Afrika dan sejumlah kawasan di Eropa. Sumbangan dunia Islam meliputi  pengetahuan Klimatologi (termasuk angin munson), morfologi, proses geologi, sistem mata pencaharian, organisasi kemasyarakatann, mobilitas penduduk, serta koreksi akan kesalahan yang tertulis pada buku yang ditulis ptolomeus.

Karya-karya sarjana Muslim seperti  Al-Biruni, Ibnu Sina, Ai Istakhiri, Al Idrisi, Ibn Khaldun dan Ibn Batuta telah menjadi dasar pemicu kembalinya perkembangan ilmu pengetahuan. Bukan hanya geografi namun juga dalam berbagai ilmu lain. Karena demikian besar jasanya dalam geografi dan Kartografi, Al-Idrisi diangkat diangkat sebagai penasihat dan pengajar di istana raja Sicilia, Roger II (1154), dan akhir-akhir ini namanya (Idrisi) diabadikan untuk nama perangkat lunak yang dikembangkan Universitas Clark di Worcester (Amerika Serikat) untuk alat bantu analsisis geografi, citra digital, kartografi, dan sistem informasi geografis (Prahasta p.15)

Sumber:

Suharyono.2005.Dasar-dasar kajian Geografi Regional.Semarang:UNNES Press

GEOGRAFI KOTA

Konsep Geografi Kota

Pengertian
Dalam kehidupan sehari-hari kota selalu Nampak sibuk. Warga kota yang menjadi enghuni kota memerlukan tempat berteduh, bekerja, tempat bergaul, dan tempat menghibur diri. Oleh karena itu kita dapat melihat beberapa aspek kehidupan di kota diantaranya aspek social, budaya, ekonomi, aspek pemerintahan dan sebagainya.
Menurut Bintarto:”Dari segi geografi, kota dapat diartikan sebagai suatu system jaringan kehidupan manusia yang di tandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan di warnai dengan strata social-ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialistis, atau dapat pula di artikan sebagai bentang budaya yang di timbulkan oleh unsure-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis di bandingkan dengan daerah belakangnya.”
Dari fakta, kota merupakan tempat bermukim warga kota , tempat bekerja, tempat hidup, dan tempat rekreasi. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota harus di dukung oleh sarana dan prasarana yang memadai untuk waktu yang selama mungkin.
Istilah kota dan daerah perkotaan di bedakan di sini karena ada dua pengertian yaitu: kota untuk city dan daerah perkotaan untuk ‘urban’. Istilah city di identikkan dengan kota, sedangjan urban berupa daerah yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan modern, dapat di sebut sebagai daerah perkotaan.
Penggolongan kota dapat di dasarkan pada fungsi, struktur mata pencaharian, tipe masyarakat, jumlah penduduknya, besar-kecilnya daerah permukiman dan sebagainya. Jadi penggolongan kota ini dapat dilihat dari segi ekonomi, segi sosiologi, segi demografi, dan segi geografis yang abstrak.
Struktur Kota
Dari segi geografis, studi tentang kota adalah penting dan menarik, karena dalam disiplin ini di perhatikan mengenai halihwal lokasi kota, kedudukan kota, hubungan kota dengan daerah di sekitarnya (location, site and situation). System zoning dan perubahan-perubahan yang timbul, perkembangan kota dan masalah-masalah yang di hadapinya. Menurut Freeman (1958), dikatakan bahwa:”planning has an inescapable basic”. Dengan pernyataan ini maka geografi akan banyak membantu di bidang perencanaan kota . mengenai hal ini dapat di baca buku-buku seperti Geography and Planning karangan Freeman, Urban Regional and Planning karangan Brian J. Loughlin (1970).
Ekspresi demografi dapat di temui di kota-kota besar. Kota-kota sebagai pusat perdagangan, pusat pemerintahan dan pusat jasa lainnya menjadi daya tarik bagi penduduk di luar kota. Banyak penduduk dari luar kota hilir mudik ke kota untuk keperluan berdagang atau keperluan lain yang berhubungan dengan pekerjaannya sehari-hari.
Struktur penduduk kota dari segi umur menunjukkan bahwa mereka lebih banyak tergolong dala umur produktif. Kemungkinan besar adalah bahwa mereka yang berumur lebih dari 65 tahun atau mereka yang sudah pension lebih menyukai kehidupan dan suasana yang lebih tenang. Sussana ini terdapat di daerah pedesaan atau ‘suburban’. Selain dari pada itu perkembangan yang terjadi di dalam kota terutama dalam inti kotanya menyebabkan daerah tersebut menjadi daerah pusat kerja penduduk yang masih berumur produktif baik di bidang perdagangan, pendidikan dan sebagainya.
Struktur kota dapa di lihat dari jenis-jenis mata pencaharian penduduk atau warga kota. Sudah jelas bahwa jenis mata pencaharian penduduk kota di bidang nonagraris seperti pekerjaan-pekerjaan di bidang perdagangan, kepegawaian, pengangkutan, dan di bidang jasa serta lain-lainnya. Dengan demikian struktur dari jenis-jenis mata pencaharian akan mengikuti dari suatu kota.
Tanda Pengenal Kota
Tanda pengenal kota terutama di kota-kota yang tergolong kota besar dapat dilihat pada beberapa kenampakan antara lain adalah cirri fisis dan cirri social. Menurut Bintarto dalam bukunya Pengantar Geografi kota, maka beberapa ciri fisis dapat di tunjukkan sebagai berikut:
1)Tempat –tempat untuk pasar dan pertokoan. Pasar merupakan titik point dari suatu kota. Pada waktu dulu pasar merupakan daerah yang terbuka, di mana para petani dan pengrajin membawa barang – barangnya dan melakukan perdagangan secara barter atau tukar barang dengan barang. Kemajuan di bidang transportasi dan di gunakannya system uang, maka system barter ini menjadi system jual-beli. Perkembangan selanjutnya di bidang industry telah mebawa perubahan yang besar untuk pasar ini. Sifat pasar berubah dari daerah terbuka menjadi gedung-gedung pusat perdagangan yang sedikit banyak tertutup, yang menjual belikan hasil bumi dan hasil-hasil industry.
2)Tempat – tempat untuk parkir. Daerah-daerah pusat kegiatan di kota ini dapat hidup karena adanya jalur jalan, alat pegangkutan sebagai wadah arus penyalur barang dan manusia. Kendaraan pengangkut barang maupun orang tidak selalu dalam keadaan bergerak terus, tetapi berhenti di tempat-tempat tertentu.
3)Tempat-tempat rekreasi dan olahraga. Tempat rekreasi dan olahraga dikota ini atau di desa adalah penting bagi manusia. Kita ingat pepatah:”dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat” .(mensana Incorporesano)
Demikianlah ciri-ciri pokok tentang suatu kota. Perubahan dan variasi dapa terjadi, karena tidak ada dua kota yang sama benar struktur dan keadaannya. Suatu hal yang perlu di tambahkan sebagai penjelasan ialah pengertian mengenai istilah ‘neighborhood’. Dalam pengertian tersebut terkandung unsur-unsur fisis dan social, karena unsure-unsur tersebut terjalin menjadi satu unit yang merupakan satu unit tata kehidupan kota. Unsur – unsurnya antara lain: gedung sekolah, bangunan pertokoan, pasar, daerah-daerah terbuka untuk rekreasi , rel kereta api dan jalan mobil serta sebagainya. Unsur-unsur tersebut menimbulkan kegiatan dan kesibukan dalam kehidupan sehari-hari, jadi sesungguhnya ‘neighborhood’ ini sudah tidak lagi menjadi hal baru bagi kita.
Pemekaran Fisik Kota
Di kota kota yang sudah maju, kota tidak hanya luas secara meb\ndatar tetapi juga menegak. Gedung-gedung bertingkat merupakan cirri khas untuk kota yang modern. Masalah-masalah yang di timbulkan sebagai akibat pemekaran kota adalah masalah perumahan, masalah sampah, masalah di bidang kelalulintasan, masalah kekurangan gedung sekolah, masalah terdesaknya daerah persawahan di perbatasan luar kota dan masalah administrative pemerintahan. Masalah-masalah yang banyak ini kemudian mendesak para perencana dan pengatur kota untuk segera dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. Masalah yang bersifat fisis ini ternyata juga bersangkut-paut dengan masalah social-ekonomi.
Kurangnya daya tampung perumahan bagi penduduk berpenghasilan kecil atau minim dan bagi para penganggur dari luar kota dapat memperluas daerah alam dan menambah jumlah orang yang di sebut para “gelandangan”. Kemudian timbul dari keadaaan tersebut di atas berbagai bentuk kriminalitas dan polusi yang sangat mengganggu ketenangan kota. Denga demikian dampak bahwa gejala-gejala fisik, social, ekonomi yang negative ini di timbulkan karena masih berkurangnya daya tampung kota.
Untuk mengatasi berbagai masalah yang di timbilkan oleh pemekaran kota, peranan aparatur kota sangat mennetukan keberhasilan program-program pembangunannya.
Sumber penyebab terjadinya pencemaran lingkungan yang terjadi di daerah kota ternyata tidak dapat lepas dari akibat adanya perkembangan kota dan kemajuan teknologi. Aktivitas manusia dengan teknologi sederhana, tradisional, ataupun teknologi pada jenis yang maju telah banyak menggoyahkan lingkungan dalam arti negative, karena kurangnya kesadaran dab kurangnya perhitungan manusia dalam memanfaatkan teknologi tersebut.
Masalah pencemaran lingkungan hidup di kota tidak kalah pentingnya dengan masalah social dan ekonomi untuk dapat di perhatikan secara serius. Hal ini mengingat bahwa, (1) ketenangan penduduk atau warga kota semakin menurun akibat pencemaran fisis, seperti pencemaran air, udara, dan suara.
Degradasi lingkungan atau pencemaran lingkungan yang terjadi di kota tidak hanya bersifat fisis, tetapi juga bersifat social, seperti rasa jenuh, rasa kesal, rasa “jijik” untuk tinggal di suatu tempat. Oleh karena itu, penyelesaiannya sebaiknya di dekati dengan menggunakan pendekatan manusiawi atau human “approach”.
Keadaan yang semakin memburuk ini harus dapat di cegah agar tidak berlarut-larut seperti yang di nyatakan oleh Ray, M. Northam sebagai berikut: “Solutions to physical problems of environmental degradation in the city are essential to survival of the population; solutions to societal problem of environment degradation are essential to enhancement of livability for the population”. Terutama pada kota-kota metropolitan gejala-gejala pencemaran lingkungan hidup kota harus mendapat perhatian secara sungguh-sungguh karena beberapa kota metropolitan “livability” nya telah di sinyalir telah berada di bawah garis atau tingkat minimal, sebagai akibat dari pengrusakan lingkungan hidup kota.
Kota Sebagai Lingkungan hidup
Kota, seperti apa yang di lihat sekarang secara sepintas merupakan pusat berbagai kegiatan dari suatu wilayah tertentu, antara lain: pusat pengelompokan penduduk, pusat kegiatan ekonomi, kegiatan budaya, kegiatan politik, dan sebagainya. Kota adalah hasil dari suatu proses pertumbuhan, ekonomi, social, budaya, sejarah, dan geografis. Ruang, waktu, dan potensi sangat menentukan terjadinya perkembangan atau pemekaran kota. Potensi kemudahan yang di maksud di sini adalah “site” dan situation” yang di miliki oleh setiap kota.
“site” merupakan kedudukan fisikal (physical setting) untuk suatu tempat, misalnya: kota di perbukitan, kota sungai, kota di pelabuhan, kota di padang pasir, dan sebgainya. Site yang dimiliki suatu tempat atau kota berbeda-beda dan perbedaan ini mengakibatkan perbedaan corak, sifat, dan perkembangan kotanya. Bandingkan saja perkembangan kota pelabuhan dengan kota pegunungan, perbedaannya tidak hanya di lihat pada pola dan struktur kota saja, melainkan dapa di lihat dari sifat dan kebudayaan penghuninya. Jadi, site walaupun nampaknya sebgai suatu wujud yang fisikal tetapi ternyata mempunyai pengaruh yang tidak Nampak langsung terhadap proses perkembangan kota.
“Situation”, dapat di artikan sebagai posisi geografi dari suatu tempat. Dalam hal ini, bagaimana hubungan kota itu dengan daerah belakangnya (hinterland) dan bagaimana pula hubungannya dengan kota-kota lain di sekitarnya? Selain itu juga di perhatikan bagaimana lokasi kota tersebut di dalam “network”, seperti jaringan perdagangan, jaringan jalan, jaringan social, dan sebagainya. Lingkungan ini lebuh hidup dari pada lingkungan yang di timbulkan oleh “site”.
Degradasi Lingkungan Hidup Kota
Kemunduran lingkungan hidup yang juga di kenal dengan istilah”urban environment degradation” pada saat ini telah meluas dari berbagai kota dunia dan kota di Indonesia sudah nampak ada gejala yang membahayakan.
Kemundurn atau kerusakan lingkungan hidup dapat di lihat dari dua segi: (1) dari segi fisis yaitu gangguan yang di timbulkan dari unsur-unsur alam seperti air yang sudah tercemar dan udara yang telah tercemar pula. Tercemarnya air dan udara ini menyebabkan gangguan kesehatan dan juga mematikan penduduk kota. Degradasi jenis ini dapat di golongkan dalam degradasi lingkungan yang bersifat fisis atau “ environmental degradation of physical nature”. (2) dari segi masyarakat atau social yaitu gangguan yang di timbulkan oleh manusia sendiri dan dapat menimbulkan kehidupan yang tidak tenang dan tidak tentram. Degradasi jenis ini di sebut degradasi lingkungan yang bersifat social atau “environmental degradation of societal nature”.
Urbanisasi yang juga menjadi salah satu penyebabnya; urbanisasi yang di timbulkan oleh industrialisasi yang berkkembang di kota, mengakibatkan kegiatan tersier di daerah perkotaan meningkat, terutama di bidang perdagangan dan pelayanan industri.
Dengan makin meningkatnya kerusakan lingkungan hidup kota, maka di beberapa kota sudah nampak “daya dukung” hidup kota sudah mencapai batas minimal;, sehingga keadaan ini dapat mengurangi ketenangan dan kesenangan hidup peduduknya.
Kemajuan teknologi telah menimbulkan masalah dan tentunya di harapkan teknologi juga dapat mengatasi masalah yang di timbulkan tersebut. Kota yang pada permulaanya banyak menarik penduduk, saat ini nampaknya akan banyak di tinggalkan penduduk kota. Apakah urbanisasi akan menurunkan popularitasnya dan menjadi gerakan penduduk yang terbalik yaitu “ruralisai”? gejala ini mungkin terjadi, karena beberapa proses pemekaran kota sudah meunjukkan arahnya yaitu menuju ke daerah pinggiran kota yang termasuk wilayah desa. Gejala ini tentunya akan menmbulkan masalah di daerah tepian kota, terutama masalah lahan dan penggunaannya. Beberapa tulisan atas dasar penelitian geografi telah menunjukkan kenyataannya di sekitar kotya madya Yogyakarta.

Pemasyarakatan Peran Geografi

setiap bidang pekerjaan dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana peran Geografi di Indonesia.
Secara umum lapangan kerja bagi lulusan Geografi dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu :
(1) bidang kerja untuk menjaga keberlanjutan eksistensi ilmu Geografi
(2)bidang kerja untuk mendukung pengembangan ilmu Geografi
(3)bidang kerja untuk melaksanakan terapan ilmu Geografi
Di samping itu usaha pengelompokan dapat dilakukan menurut lingkup pekerjaannya seperti pengelolaan lingkungan, pendidikan, SIG dan PJ, kartografi dan perencana, atau menurut institusi kerja seperti perusahaan bisnis atau industri swasta, lembaga pemerintah pusat dan daerah (lokal) , BUMN dan lembaga pendidikan.
Menurut Haggett (2001, p.768) lulusan program studi Geografi di Amerika Serikat paling banyak bekerja pada bidang pengelolaan lingkungan (13%) dan paling sedikit bekerja sebagai perencana (7%) sedangkan berdasarkan institusi kerjanya paling banyak bekerja di perusahaan bisnis/industri swasta (40%) dan paling sedikit bekerja di lembaga pemerintah lokal (10%). Fakta tersebut menunjukkan bahwa sektor swasta di Amerika Serikat memiliki apresiasi paling besar terhadap profesi geograf dibanding sektor lainnya.
Walaupun belum ada penelitian secara lengkap tentang sebaran sarjana Geografi di Indonesia, namun dapat diperkirakan bahwa sekitar 5000 orang lulusan Geografi UI dan UGM tersebar pada semua bidang pekerjaan seperti diuraikan di atas. Secara kualitatif dapat dikemukakan bahwa sebagian besar bekerja pada lembaga pemerintah dan lembaga pendidikan sedangkan paling sedikit bekerja pada lembaga bisnis swasta. Di Samping faktor budaya, faktor lain yang diduga mempengaruhi hal tersebut adalah belum jelasnya selling-point profesi Geografi selama ini. melalui kegiatan lembaga swadaya masyarakat atau individu. Diseminasi hasil penelitian dan pemikiran Geografi melalui berbagai jurnal ilmiah merupakan salah satu cara efektif pemasyarakatan peran Geografi. Organisasi profesi seperti IGI dan IGEGAMA dapat melakukan fungsi sebagai interface untuk memasyarakatkan produk pemikiran akademis Geografi ke dalam lingkungan pemerintah dan swasta.
Keragaman jenis hasil penelitian baik dari segi jumlah dan mutunya serta intensitas komunikasi melalui jaringan masyarakat geografi dapat meningkatkan apresiasi pengguna terhadap peranan Geografi di Indonesia. Di samping itu informasi tentang lapangan kerja dan konsentrasi sebaran lulusan Geografi pada Kegiatan pemasyarakatan peran Geografi dapat dilakukan melalui berbagai cara sesuai kondisi dan dinamika masyarakat, baik jalur formal seperti melalui kegiatan seminar hasil penelitian ilmiah dan penelitian terapan, kegiatan praktis pembangunan wilayah dalam berbagai skala atau jalur non formal antara lain Berdasarkan data proyek penelitian yang dilaksanakan Pusat Penelitian Geografi Terapan (PPGT) Departemen Geografi FMIPA UI dan informasi tempat bekerja para lulusan Geografi akhir akhir ini ada indikasi semakin besarnya apresiasi masyarakat swasta terhadap profesi dan keahlian Geografi. Hal ini kemungkinan disebabkan antara lain oleh faktor keahlian teknis SIG dan PJ yang dikuasai lulusan Geografi saat ini. Oleh karena itu faktor yang menjadi “selling-point” tersebut dapat secara efektif dimanfaatkan dalam setiap kegiatan pemasyarakatan peranan Geografi di berbagai lingkungan masyarakat.
Upaya pemasyarakatan peran Geografi perlu dilakukan secara intensif karena adanya kecenderungan penurunan perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap keberadaan pendidikan Geografi di Indonesia. Wacana tentang akan dihapuskannya pelajaran Geografi di sekolah adalah sekedar contoh, walaupun pada akhirnya pemerintah menolak pemikiran tersebut. Contoh lain adalah belum adanya kemauan politik pemerintah untuk menetapkan profesi Geografi sebagai profesi penting sejajar dengan ekonomi, hukum atau teknik.

Serba Serbi Geografi

Geografi yang semulanya disebut ilmu bumi, sebagai pengetahuan diajarkan di Perguruan Tinggi dengan sebutan geografi akademis dan di sekolah dasar sampai sekolah lanjutan atas dengan sebutan geografi sekolah atau geografi pengajaran. Sebutan ilmu bumi disebut sekarang kurang tepat; ilmu bumi lebihlah cocok untuk geologi (dari kata Yunani,geos dan logos),yakni suatu pengetahuan alam yang mempelajari bumi seutuhnya,dari quilt luar sampai intinya,tetapi tanpa memperhatikan hubungan bumi secara khusus dengan manusia yang mengetahuinya.

Pengajaran geografi yang diadakan sebenarnya mengandung dua tujuan :

1.Tujuan materiil yang artinya mempelajari hal-hal untuk diketahui belaka sehingga untuk jenis ini dibutuhkan latihan mengingat.
2.Tujuan formal yang mengandung pengembangan daya cipta,latihan sikap pribadi dan kesediaan melayani masyarakat.

Hal ini semua bertalian erat dengan didaktik dan metodik khusus geografi yang perlu diketahui oleh para guru geografi.

Geografi memandang bumi sebagai habitat manusia yaitu tempat tinggal manusia. Habitat ini terdiri atas bingkai alami (human setting atau cultural setting). Jelas bahwa geografi tak hanya mempelajari aspek alami dari bumi saja akan tetapi juga aspek manusiawi ,baik yang bercorak ekonomis,sosiologis,politis,cultural dan religius. Semua itu dipelajari dengan latar belakang lingkungan alam.

Dapat kita kaji bahwa yang mempengaruhi kehidupan manusia adalah beberapa factor yang mempengaruhi yaitu : relasi ruang (likasi,posisi,bentuk,luas,jarak),relief atau topografi (tinggi rendahnya permukaan bumi),iklim (dengan permusimannya),jenis tanah(kapur,liat,pasir,gambut),flora dan fauna,air tanah dan kondisi pembuangan air,sumber-sumber mineral (barang tambang) dan relasi dengan lautan.Seorang geograf Belanda LAMBOOY (1969),menemukan enam definisi geografi yang membuktikan tersimpannya unsure struktur ,fungsi dan proses itu,sebagai berikut :

1.Geografi itu adalah suatu telaah tentang perbedaan wilayah dan integrasi wilayah (HARTSHORNE ,geograf Inggris ). Terasa di sini pentingnya suatu proses.
2.Geografi manusia bertugas menelaah gejala di dalam pertalian keruangannya,(SORRE,geograf Perancis). Di sini integrasi diutamakan.
3.Tujuan geografi adalah menemukan pola dan ikatan yang azasi dari berbagai tempat yang bertalian dengan fungsinya,(BERRY,geograf Amerika). Menunjukkan pentingnya struktur yang statis hubungan antar bagian atau organisasi fungsionalnya dan proses yang dinamis.
4.Tugas geografi adalah menyelidiki obyek yang terintegrasi dalam persebaran keruangannya ,(LESZYNSKI, geograf Polandia ).
5.Geografi adalah ilmu tentang lokasi. (BUNGE , geograf Amerika ). Hal ini dihubungkan dengan geografi regional yang tugasnya menglkasifikasikan berbagai lokasi dan geografi teoritis yang tugasnya meramalkan berbagai lokasi.
6.Geografi menelaah ruang serta relasi keruangan. (ULLMANN, geograf Amerika )

GEMPA BUMI

Dapatkah Gempa Bumi di Prediksi ?
Berita Iptek – Pertanyaan yang sering saya dapatkan pada saat survei di lapangan yaitu “dapatkah anda memprediksi gempabumi ?” Saya biasanya menjawab pertanyaan antusias tersebut dengan, “ya bisa”. Saya jabarkan lebih detail lagi “dalam bulan ini mungkin ada gempa magnitud 5 di pulau Jawa” atau “dalam 100 tahun ke depan mungkin ada gempa magnitud 8 di pantai barat Sumatra”. Jawaban tersebut saya berikan karena saya mengetahui secara statistik di pulau jawa terdapat 2-4 gempa magnitud 5 setiap bulannya. Dan di Sumatra hampir setiap 100 tahun terdapat gempa magnitud diatas 8 pada segmen yang berlainan. Tetapi seandainya pertanyaan tersebut dilanjutkan dengan “kapan tepatnya gempa dengan magnitud 8 tersebut akan terjadi ?” maka jawaban saya sederhana saja “saya tidak tahu”. Sangat ironi bahwa suatu hal yang paling diharapkan dari peneliti gempabumi, yaitu memprediksi kapan terjadi gempa bumi, merupakan hal yang paling tidak dapat mereka lakukan. Dikarenakan para peneliti yang memiliki otoritas dalam riset gempabumi tidak dapat memberikan informasi pasti kapan terjadinya gempabumi. Menyebabkan banyak orang yang berusaha melakukan prediksi gempa bumi sendiri. Mereka yang tidak memiliki dasar ilmu kebumian memadai, dan hanya berbekal pencarian informasi melalui situs internet, menyebarkan berita-berita kemungkinan terjadinya gempabumi pada masyarakat luas. Yang terjadi kemudian adalah kepanikan-kepanikan di masyarakat. Yang terbaru adalah isu akan terjadinya gempa pada tanggal 25 Juli 2006 yang disebarkan melalui SMS di Jakarta.
Jalan panjang riset prediksi gempabumi Pada awal tahun 1970, usaha untuk memprediksi gempabumi berkembang dengan pesat di Jepang, Rusia, Cina dan Amerika. Target utama dari penelitian prediksi gempabumi yaitu untuk menentukan dengan teliti, kapan, dimana dan seberapa besar gempabumi akan terjadi. Para peneliti berharap untuk memberikan informasi ramalan terjadi gempabumi seperti meramal kondisi cuaca. Jepang telah memulai penelitian prediksi gempabumi sejak tahun 1892, satu tahun sesudah gempabumi Nobi menghancurkan Jepang Tengah. Saat itu dibentuk oleh kerajaan sebuah komite investigasi gempabumi yang bertugasmengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan prediksi gempabumi seperti: kenaikan suhu dibawah tanah, kemiringan tanah, variasi kemagnetan, perilaku binatang dan sebagainya.
Program yang telah berlangsung selama puluhan tahun dan menghabiskan dana lebih dari 1.4 milyar dolar Amerika pada tahun 1999, berakhir dengan kekecewaan karena tidak ada satupun gempabumi yang berhasil diprediksi di Jepang pada rentang tersebut. Terutama sesudah gempabumi besar Kobe yang menewaskan lebih dari 6000 jiwa, serta menghancurkan wilayah Hanshin dan Awaji. Para peneliti gempabumi mendapatkan kritikan yang tajam atas ketidakmampuan mereka dalam memberikan peringatan dini. Bahkan 112 tahun sesudah program prediksi gempa dicanangkan di Jepang, dengan lebih dari 1200 alat GPS (Global Positioning System) serta ribuan sensor seismik, para peneliti Jepang tetap gagal untuk menemukan secuil bukti yang bisa dijadikan dasar untuk memprediksi gempa di daerah Tokachi-Hokkaido magnitud 8 pada 26 Desember 2003. Mengapa gempabumi sulit untuk diprediksi? Bumi yang kita tinggali ini terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan yang paling dalam yaitu bagian inti yang sangat padat. Kemudian lapisan inti dilapisi oleh mantel yg lebih ringan, dan bagian luarnya dilapisi lagi oleh lapisan kerak bumi yang kaku. Sedangkan mantel walaupun keras tapi tidak kaku dan masih bisa dibengkokan bersifat visco-elastis. Karena panas mantel bergerak bersirkulasi dan membentuk arus konveksi. Pelan tapi pasti, mantel panas ini menggerakan juga
lapisan diatasnya. Yaitu lapisan kerak atau lempeng dengan jumlah lusinan yang membentuk muka luar dari bumi kita. Skala waktu dari proses arus konveksi di dalam mantel yaitu 100 juta tahun (10 pangkat 8). Padahal instrumentasi seismik baru dimulai sekitar 150 tahun lalu, dan lebih intensifnya kira-kira 30 tahun lalu. Sehingga kekurangan data untuk menjelaskan seluruh proses dalam siklus gempabumi yaitu dalam orde jutaan tahun. Pengetahuan manusia mengenai gempabumi baru seujung kuku saja. Sebagai perbandingan dalam ramalan cuaca, apabila kita mempunyai 150 tahun data pengamatan taifun, maka paling tidak kita akan punya informasi 150 siklus dari taifun. Sehingga memungkinkan kita untuk memprediksi kedatangan taifun pada tahun mendatang. Berbeda dengan gempabumi yang siklusnya hanya didapatkan dari satu atau dua kejadian saja. Para ilmuman gempabumi di seluruh dunia, masih berdebat apakah waktu, tempat dan magnitud gempabumi dapat diprediski dengan teliti. Beberapa topik perdebatan misalnya elektronik signal (EM) sebelum gempa, konsep dari selforganized critically (SOC), awan yang muncul saat gempa, evaluasi statistik dan lain sebagainya. Keberhasilan Cina pada tahun 1975 yang mengevakuasi 120 ribu warganya dua hari sebelum gempabumi dengan magnitud 7.3 menghantam Haicheng, dianggap sebagai kebetulan saja. Karena gempabumi di Haicheng diawali oleh gempa-gempa kecil. Padahal jarang sekali gempabumi besar diawali oleh gempa kecil (foreshock). Satu tahun kemudian gempabumi dengan magnitud 7.8 mengakibatkan 250 ribu korban jiwa di kota Tangshan, tanpa diawali gempa kecil dan fenomena awal lainnya. Dan sesudah itu tidak pernah ada evakuasi warga di belahan dunia manapun beberapa saat sebelum
gempabumi Apakah riset gempabumi hanya jalan di tempat? Penelitian gempabumi dalam beberapa tahun belakangan ini telah menghasilkan penemuan yang signifikan. Mekanisme dan proses terjadinya gempabumi yang beberapa tahun belakangan masih merupakan misteri kini telah dapat dijabarkan dengan lebih baik. Hampir setiap hari di jurnal-jurnal utama gempabumi dapat ditemui penemuan yang tidak terduga sebelumnya. Efek dari pergeseran tanah akibat gempabumi yang mungkin terjadi pada suatu bidang sesar, saat ini telah dapat diprediksi dengan sangat teliti, sehingga memungkinkan para insinyur untuk membangun bangunan dengan ketahanan yang diperlukan. Begitu pula dengan prediksi gempabumi dalam jangka yang panjang telah membantu perencana kota, untuk menghidari pembangunan pada wilayah yang rawan bencana gempabumi, serta studi mitigasi gempabumi.
Saat ini beberapa negara maju termasuk Jepang tengah mengembangkan sistem peringatan dini terhadap bahaya gempabumi. Sistem ini berdasarkan pada kemampuan untuk mengestimasi dengan sangat cepat dan akurat posisi gempabumi dan kekuatan gempabumi berdasarkan kedatangan gelombang awal gempabumi (gelombang P). Gelombang P merupakan gelombang yang tercepat tetapi memiliki efek merusak yang rendah. Kemampuan mendeteksi cepat gelombang ini memberikan waktu beberapa detik bagi instalasi energi nuklir untuk mematikan reaktornya, menghentikan laju kereta cepat, memberikan peringatan pada warga untuk berlindung beberapa saaat sebelum gelombang yang lebih merusak datang. Perlunya cetak biru riset gempabumi Terjadinya rentetan gempabumi besar di Sumatra dan Jawa, mengingatkan kita untuk sesegera mungkin membuat cetak biru penelitian gempabumi di Indonesia. Belajar dari pengalaman Jepang dan Amerika yang telah memulai riset gempa bumi ratusan tahun lalu, cetak biru yang penelitian gempabumi di Indonesia harus berproyeksi pada prediksi jangka panjang dari gempabumi. Juga pendidikan pada masyarakat untuk memahami potensi gempabumi di wilayahnya, serta upaya yang harus dilakukan untuk meminimalisasi kerusakan yang mungkin ada bila gempabumi terjadi. Sehingga tidak ada lagi kepanikan akan isu-isu prediksi gempabumi. Cetak biru tersebut, harus terukur, realistis dan melibatkan instansi penelitian terkait serta perguruan tinggi. Beberapa prioritas penting dalam cetak biru penelitian gempabumi di Indonesia yaitu:
1. Menyiapkan peta bahaya gempabumi yang terintegrasi. Didalam peta tersebut mencakup hasil terbaru dari pemetaan sesar aktif, studi probabilitas terjadinya gempabumi berdesarkan data pergerakan tanah, prediksi dari besarnya pergerakan tanah akibat gempabumi berkaitan dengan kekuatan struktur bangunan, dan penataan wilayah.
2.Meningkatkan kemampuan pengamatan gempabumi pada wilayah- wilayah tertentu, dengan menambah jumlah stasiun seismik serta station GPS.
3.Menyiapkan sistem informasi gempabumi dan peringatan dini terhadap tsunami. Sistem ini harus memberikaninformasi seketika pada masyarakat bila terjadi gempabumi, serta perhitungan pemodelan waktu dan tinggi tsunami.
4. Mempromosikan pendidikan gempabumi pada masyakarat, baik melalui kurikulum pendidikan, selebaran informasi dalam bentuk buku, poster, komik ataupun iklan layanan masyarakat.

HIDROSFER DAN ATMOSFER

Siklus Hidrologi

Sirkulasi air yang berpola siklus itu tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi.Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara diantaranya melaui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Pengertian Hidrologi

Studi tentang air dirasakan semakin penting, terutama di negara-negara berkembang yang masih masalah budaya dan teknologi dalam penelolaan air yang sesuai dengan lingkungannya. Cabang ilmu yang mempelajari tentang air tersebut adalah Hidrologi. Secara etimologi, berasal dari dua kata, yaitu hidro = air, dan logos = ilmu. Dengan demikian secara umum hidrologi dapat berarti ilmu yang mempelajari tentang air.
Konsep yang umum itu, kini telah berkembang sehingga cakupan obyek hidrologi menjadi lebih jelas. Menurut Marta dan Adidarma (1983), bahwa hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya, pergerakan dan distribusi air di bumi, baik di atas maupun dibawah permukaan bumi, tentang sifat fisik, kimia air serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubunganya dengan kehidupan.
Berdasarkan konsep tersebut, hidrologi memiliki ruang lingkup atau cakupan yang luas. Secara substansial, cakupan bidang ilmu itu meliputi: asal mula dan proses terjadinya air, pergerakan dan penyebaran air, sifat-sifat air, keterkaitan air dengan lingkungan dan kehidupan.
Hidrologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang kehadiran dan gerakan air di alam. Studi hidrologi meliputi berbagai bentuk air serta menyangkut perubahan-perubahannya, antara lain dalam keadaan cair, padat, gas, dalam atmosfer, di atas dan di bawah permukaan tanah, distribusinya, penyebarannya, gerakannya dan lain sebagainya. Secara meteorologis, air merupakan unsur pokok paling penting dalam atmofer bumi. Air terdapat sampai pada ketinggian 12.000 hingga 14.000 meter, dalam jumlah yang kisarannya mulai dari nol di atas beberapa gunung serta gurun sampai empat persen di atas samudera dan laut. Bila seluruh uap air berkondensasi (atau mengembun) menjadi cairan, maka seluruh permukaan bumi akan tertutup dengan curah hujan kira-kira sebanyak 2,5 cm.
Obyek Material Hidrologi
Haberdasher konsep tersebut, hidrologi memiliki ruang lingkup atau cakupan yang luas. Secara substansial, cakupan bidang ilmu itu meliputi:asal mula dan proses terjadinya air pergerakan dan penyebaran air sifat-sifat air keterkaitan air dengan lingkungan dan kehidupan Hidrologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang kehadiran dan gerakan air di alam. Studi hidrologi meliputi berbagai bentuk air serta menyangkut perubahan-perubahannya, antara lain dalam keadaan cair, padat, gas, dalam atmosfer, di atas dan di bawah permukaan tanah, distribusinya, penyebarannya, gerakannya dan lain sebagainya. Secara meteorologis, air merupakan unsur pokok.
Cabang Hidrologi
(1). Limnologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang air yang terdapat pada suatu depresi yang tergenang pada suatu cekungan, (2). Potamologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang air yang terdapat di atas permukaan tanah dan merupakan air yang mengalir,(3). Oceanografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari morfologi,topografi,biologi laut dan lautan. (4). Kriologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang es dan salju, (5). Hidrometeorologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang poblematika Hidrologi yang berkaitan dengan meteorologi,(6). Geohidrologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang terdapatnya gerakan air di bawah permukaan tanah.
Siklus Hidrologi

Singularity air yang berpola siklus itu tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi.Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara diantaranya melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi.
Proses Evaporasi

Evaporasi/transpirasi adalah Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es. Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi.
Proses Infiltrasi

Infiltrasi/Perkolasi ke dalam tanah Adalah Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. net

Ekosistem Lahan Basah

Kondisi Lahan Basah di Indonesia
Ekosistem lahan basah (wetland) merupakan sumberdaya alam yang begitu besar nilainya bagi masyarakat, kontribusi bagi keanekaragaman hayati, lumbung pangan, penopang ekosistem lainnya, dan pengatur iklim makro. Namun demikian, keberadaan ekosistem lahan basah masih dipandang sebagai lahan tidur (terlantar) yang setiap saat dapat dikonversikan menjadi aktivitas industri dan lainnya. Era desentralisasi kepada Daerah akan menjadi faktor berikut yang menentukan masa depan pengelolaan ekosistem lahan basah. Apakah pemerintah Daerah akan melanjutkan kebijkan yang eksploitatif atau lebih memperhatikan prinsip keberlanjutan dan berbasis masyarakat?
Lahan Basah di Indonesia mengalami berbagai tekanan menuju kehancuran dan deforestasi secara drastis. Laju degradasi hutan mencapai 2 juta hektar per tahun. Konversi hutan, illegal logging, dan kebakaran hutan merupakan ancaman utama lahan basah di Indonesia. Konversi hutan dalam skala besar, terutama dilakukan untuk perkebunan monokulter, terutama sawit, HTI, pertambangan, dan pertambakan udang.
Kebakaran hutan menjadi isu nasional setiap tahun sejak 1996. Musim kemarau dan pembukaan ladang berpindah dituduhkan sebagai penyebab kebakaran hutan. Kebakaran hutan yang merupakan kombinasi faktor kelalaian dan kekeringan terjadi di kawasan gambut. Bekas lahan gambut sejuta hektar di Kalimantan, yang kini berubah menjadi kering kerontang di musim kemarau, menjadi langganan kebakaran hutan tiap tahunnya.
Lahan basah memiliki peranan yang penting dalam menyumbang keragaman hayati, pengatur iklim dunia, sumber pangan, sumber sirkulasi air, sumber perikanan, dan obat-obatan bagi masyarakat setempat. Masyarakat lokal memiliki tingkat ketergantungan kehidupan yang cukup besar pada ekosistem lahan basah. Di beberapa tempat, terdapat kearifan lokal dan sistem pengelolaan dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada. Namun demikian, tidak semua masyarakat yang hidup bergantung pada ekosistem lahan basah memiliki pengaturan dan kepedulian terhadap keberlanjutan ekosistem lahan basah. Pola pemanfaatan yang bersifat merusak dan eksploitatif berlangsung, baik oleh masyarakat setempat maupun pendatang, tanpa ada upaya pencegahan.
Alih fungsi lahan basah (konversi) berlangsung begitu saja dalam waktu singkat. Dibandingkan ekosistem hutan daratan tinggi, rasa kepemilikan terhadap lahan basah oleh masyarakat setempat tidak begitu kuat. Interaksi budaya dan konsep religi masyarakat terhadap hutan dataran tinggi lebih kuat dibandingkan terhadap ekosistem lahan basah. Pada sejumlah lahan basah, tidak ditemukan pararaksonomi, organisasi tani maupun kelembagaan sosial yang terkait dengan lahan basah.
Ekosistem lahan basah dipandang sebagai tanpa pemilik, belum tergarap dan terlantar. Pandangan ini hampir sejalan dengan Pemerintah yang menganggap lahan basah sebagai lahan potensial untuk kepentingan produksi, melalui alih fungsi. Ditinjau dari regulasi yang ada, pengaturan pada ekosistem lahan basah masih sangat minim. Namun demikian, pandangan, ikatan batin, dan faktor pendorong konservasi maupun eksploitasi oleh masyarakat atas lahan basah di suatu tempat bersifat khas dan site specifik.
Proyek Pengembangan Lahan Gambut (PPLG) Satu Juta Hektar merepresikan pandangan tersebut dan merupakan bencana lingkungan terbesar di Indonesia. Ini dilakukan untuk mengantisipasi krisis swasembada beras, dengan pertimbangan bahwa di Jawa luasan areal pertanian sawah teknis semakin tahun semakin berkurang. Ditunjuknya Kalimantan Tengah karena hanya satu-satunya Propinsi yang mempunyai hamparan seluas satu juta hektar. Kebijakan ini merubah sistem tata air, keadaan iklim mikro, dan penguasaan tanah. Kebijakan ini telah menimbulkan dampak lingkungan negatif, baik secara fisik, kimia, biologi, dan sosial-ekonomi pada masyarakat di lokasi proyek. Proyek ini telah menyebabkan degradasi kualitas lingkungan hidup dengan mengkonversi hutan tropis seluas 638.000 ha menjadi persawahan dan 362.000 ha menjadi areal pertanian, perumahan, dan kawasan konservasi.
Pengalihan fungsi lahan basah diiringi dengan konflik sosial antara masyarakat dengan investor, dan pemerintah maupun antar kelompok masyarakat (konflik horizontal), perpindahan aliran sumberdaya (manfaat).
Kawasan Konservasi di Era Otonomi
Kebijakan desentralisasi (Otonomi Daerah) di terapkan di Indonesia sejak 1999. Desentralisasi meliputi bebagai aspek pemerintahaan, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dan konservasi. Ternyata, desentralisasi menimbulkan persoalan baru dalam pengelolaan sumberdaya alam dan wewenang di konservasi. Desentralisasi bagaikan hanya mengalihkan eksploitasi yang otoriter dan sentralistik di Jakarta menjadi wewenang tanpa kendali oleh raja-raja kecil baru, yakni Kepala Pemerintahan Daerah. Sejumlah daerah kini berlomba-lomba mengejar PAD dengan semangat eksploitasi yang sama seperti sebelumnya.
Kawasan konservasi berada dalam ancaman ataupun peluang serius di bawah era desentralisasi tergantung komitmen Pemerintah. Peluang adanya perbaikan dalam pengelolaan lahan basah menjadi lebih terbuka karena adanya desentralisasi. Seperti apa wajah pengaturan lahan basah pada era desentralisasi saat ini merupakan subyek yang perlu dicermati.

Gejolak Aktivitas Matahari Berpengaruh Pada Iklim

Relatif seringnya hujan pada bulan Agustus tahun ini di beberapa daerah di Jawa Barat menimbulkan pertanyaan apakah iklim sudah berubah. Bagi peneliti matahari dan antariksa pertanyaan yang timbul adalah apakah aktivitas matahari juga mempengaruhinya. Saat ini matahari dalam kondisi aktif, dengan aktivitas magnetik, lontaran partikel, dan pancaran radiasi yang meningkat. Aktivitas matahari berulang sekitar sebelas tahunan. Hal pertama yang dilihat adalah data curah hujan jangka panjang. Untuk Bandung, data curah hujan bulanan tahun 1953-1975 memang menunjukkan adanya kecenderungan curah hujan tinggi pada bulan Agustus justru terjadi saat aktivitas matahari maksimum. Misalnya, curah hujan Agustus tertinggi pada rentang waktu itu ternyata terjadi sekitar saat matahari maksimum: 1956 (curah hujan 220 mm), 1958 (231 mm), dan 1968 (197 mm). Matahari maksimum terjadi pada 1957 dan 1968. Tetapi analisis awal itu belum bersifat konklusif. Sebab, bila dibandingkan dengan data Jakarta yang lebih panjang, tahun 1864-1985, kecenderungan adanya peningkatan curah hujan bulan Agustus sekitar aktivitas maksimum memang tampak pada rentang waktu 1900–1944, tetapi ternyata tidak tampak pada tahun-tahun sebelum dan sesudahnya. Hal ini juga bisa berarti bahwa keterkaitan dengan aktivitas matahari itu tidak bersifat permanen, kadang muncul dalam rentang waktu tertentu, kadang hilang. Walaupun masih belum dapat disimpulkan secara utuh keterkaitan aktivitas matahari dengan curah hujan serta parameter iklim lainnya, tetapi banyak bukti empirik yang menunjukkan bahwa gejolak aktivitas matahari memang mempengaruhi variasi iklim di bumi.
Variabilitas Iklim
Matahari adalah sumber energi utama bagi bumi. Pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari dalam skala harian, atau musim panas dan musim dingin dalam skala tahunan, berperan besar pada gerakan massa udara dalam bentuk angin, baik dalam skala lokal maupun global. Demikian juga penguapan air di permukaan bumi oleh matahari sehingga menjadi awan dan dari awan itu turun hujan kemudian airnya mengalir ke tempat yang rendah, tampak jelas peranan matahari dalam siklus hidrologi yang merupakan gerakan massa air. Faktor cahaya matahari dalam proses fotosintesis pada tumbuhan menunjukkan perannya dalam aktivitas biologi yang menunjang kehidupan makhluk hidup di bumi, baik dalam bentuk bahan makanan maupun dalam siklus karbon dioksida dan oksigen Iklim sebagai suatu keadaan cuaca rata-rata jangka panjang ternyata bervariasi atau bahkan berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan itu bisa berasal dari aktivitas manusia (antropogenik) atau dari antariksa (kosmogenik). Faktor antropogenik bersumber dari peningkatan emisi gas rumah kaca (gas yang berefek pemanasan seperti di dalam rumah kaca), terutama karbon dioksida yang berasal dari industri dan transportasi. Peningkatan karbon dioksida secara global dikaitkan dengan munculnya gejala pemanasan global. Menurut salah satu model sistem iklim global, peningkatan karbon dioksida dua kali lipat bisa meningkatkan suhu rata-rata global sekitar 1,5 – 4,5 derajat. Sementara itu bukti pengamatan karbon dioksida atmosfer yang diukur di berbagai tempat di dunia menunjukkan peningkatan dan suhu udara permukaan global pun secara umum menunjukkan kecenderungan meningkat. Di sisi lain, faktor antropogenik ternyata tidak selalu bisa menjelaskan gejala perubahan iklim. Ternyata pada saat aktivitas antropogenik terus meningkat, terjadi juga penurunan suhu udara permukaan, khususnya sekitar 1940–1970. Data-data suhu permukaan global menunjukkan adanya penurunan walaupun karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya terus meningkat. Hal ini bisa menjadi petunjuk adanya faktor lain yang mempengaruhi perubahan iklim, yaitu faktor kosmogenik terutama faktor aktivitas matahari. Faktor mana yang dominan di antara faktor antropogenik dan kosmogenik, masih menjadi perdebatan para peneliti. Salah satu penelitian menggunakan model iklim yang memperhitungkan pertukaran panas antara darat dan laut, antara atmosfer dan lautan, antara belahan bumi Utara dan Selatan, serta parameterisasi percampuran di lautan. Hasilnya menunjukkan bahwa pengaruh gas rumah kaca lebih mendominasi daripada pengaruh variabilitas matahari. Sebaliknya penelitian lainnya menunjukkan bahwa kontribusi faktor aktivitas matahari lebih dominan daripada faktor gas rumah kaca terhadap perubahan suhu global (udara dan daratan). Model iklim yang digunakan dalam penelitian kedua adalah model pencampuran lautan dan koservasi energi musiman, mirip dengan penelitian pertama tersebut. Faktor gas rumah kaca hanya menunjukkan perubahan suhu global yang monoton naik, sedangkan faktor aktivitas matahari menunjukkan perubahan bervariasi mendekati perubahan suhu global.
Aktivitas Matahari
Sebagai induk tata surya, massa matahari merupakan 99,85 % dari massa total tata surya. Dengan komposisinya yang didominasi hidrogen, reaksi nuklir fusi hidrogen menjadi unsur-unsur yang lebih berat di inti matahari adalah sumber energi utamanya. Ternyata matahari bukanlah bintang yang statis. Ada gejolak-gejolak di permukaan matahari yang kadang menguat dan kadang melemah yang dikenal sebagai aktivitas matahari. Kombinasi aktivitas radiasi dan aktivitas magnetiknya diduga berperan besar pada siklus aktivitas matahari. Mekanisme terjadinya siklus aktivitas matahari itu sampai kini terus diteliti. Belum ada teori yang mampu menjelaskan secara lengkap tentang hal tersebut. Bukti-bukti empirik menunjukkan bahwa aktivitas matahari mempunyai siklus tertentu. Siklus yang paling tampak adalah siklus sekitar 11 tahun. Siklus lainnya meliputi periode 0,64; 1,14; 2,74; 5,49; 11,0; 22,0; 47,0; 88,0; dan 179,0 tahun. Siklus itu tampak pada beberapa parameter aktivitas matahari, seperti bilangan sunspot (bintik matahari), flare (ledakan di matahari), fluks radio matahari 10,7 cm, polaritas sunspot, kemunculan daerah aktif, dan neutrino. Dari analisis periodisitas diketahui bahwa periode aktivitas matahari itu sebenarnya bervariasi. Misalnya, bilangan sunspot bervariasi antara 9 – 13 tahun, tidak tetap 11 tahun.
Akibat siklus aktivitas matahari, pancaran radiasi matahari yang mencapai bumi juga bervariasi. Variasinya antara aktivitas minimum dan maksimum sekitar 0,1% – 0,5%. Analisis lebih rinci menunjukkan bahwa variasi terbesar terjadi pada gelombang pendek (sinar X dan UV) yang bervariasi antara 2 – 100 kali dan pada gelombang panjang (inframerah dan radio). Sedangkan pada cahaya tampak sedikit sekali perubahannya.
Suhu Udara
Respons suhu udara permukaan global terhadap variabilitas aktivitas matahari 11 tahunan telah diteliti dengan memanfaatkan data suhu udara permukaan jangka panjang (1894 – 1993). Kemudian hasilnya dimasukkan dalam model iklim keseimbangan energi. Hasilnya menunjukkan bahwa perubahan suhu udara global dipengaruhi oleh aktivitas matahari. Pengaruh terbesar terjadi di daratan dekat ekuator, terutama di wilayah Arab dan Afrika Utara yang merespons perubahan radiasi matahari 1 W/m2 dengan perubahan suhu sekitar 0,06 derajat dan di Amerika Selatan dengan respons perubahan suhu sekitar 0,05 derajat. Dari simulasi itu tampak juga bahwa respons perubahan suhu di Indonesia terhadap perubahan radiasi matahari 1 W/m2 adalah sekitar 0,045 – 0,05 derajat . Dari simulasi itu juga ditunjukkan bahwa respons aktivitas matahari terhadap suhu itu tidak langsung, tetapi ada selang waktunya yang bervariasi antara 8 – 24 bulan. Asia tengah paling cepat merespons hanya dengan selang waktu 8 bulan. Indonesia merespons dengan selang waktu sekitar 18 bulan. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa perubahan suhu permukaan rata-rata global 1750 – 1990 ternyata berkorelasi sangat baik dengan panjang siklus aktivitas matahari, bukan dengan bilangan sunspotnya.
Hujan dan Liputan Awan
Dari penelitian curah hujan 1950 – 1988 di 344 wilayah di Amerika diperoleh adanya hubungan antara curah hujan dan radiasi matahari dengan pergeseran waktu antara 0 – 7 tahun. Keterlambatan respons curah hujan terhadap radiasi matahari ditafsirkan akibat transport energi oleh arus laut, dari lautan penyerap energi matahari di daerah tropik ke lautan yang menghasilkan uap air pembentuk awan di Amerika. Penelitian lainnya menyatakan sebagian besar catatan data curah hujan di Amerika Serikat menunjukkan adanya periodisitas 10 – 11 tahun yang bersesuaian dengan periodisitas aktivitas matahari. Hal yang serupa juga ditunjukkan dari analisis data curah hujan di India dan di Australia. Penelitian menggunakan Global Circulation Model (GCM) menunjukkan bahwa perubahan UV matahari berkaitan dengan perubahan pemanasan permukaan dan pengaruh aktivitas matahari tampaknya bersifat kumulatif. Hasil GCM juga menunjukkan bahwa pengaruh aktivitas matahari pada curah hujan bergantung pada wilayah dan musim, ada yang menunjukkan korelasi positif dan ada juga yang menunjukkan korelasi negatif. Ketergantungan hubungan aktivitas matahari dan curah hujan pada musim juga dijumpai pada analisis awal hubungan aktivitas matahari dan curah hujan di Indonesia. Dengan menggunakan data curah hujan Jakarta (daerah yang data jangka panjangnya relatif lengkap) tahun 1900 – 1979 diperoleh bahwa faktor aktivitas matahari tampak lebih menonjol pengaruhnya pada curah hujan selama musim kering (bulan Agustus) daripada selama musim basah. Diperoleh juga untuk curah hujan bulan Agustus, ada kecenderungan pada saat aktivitas matahari maksimum curah hujannya cenderung maksimum, khususnya untuk rentang waktu pra-1950. Sedangkan untuk musim basah, faktor kosmogenik yang tampak berpengaruh kuat adalah siklus pasang surut bulan yang berkaitan dengan periode pergeseran titik tanjak orbit bulan yang berperiode 18,6 tahun. Dari data liputan awan untuk wilayah Indonesia Barat 1978-1996 dari satelit GMS, diperoleh bahwa di samping faktor El Nino yang menyebabkan liputan awan menurun pada tahun 1982/1983, 1986/1987, dan 1991/1992, faktor aktivitas matahari yang berperiode sekitar 11 tahun juga tampak pada analisis periodisitas liputan awan. Pada musim kering Juni – Agustus, periodisitas liputan awan sangat menonjol pada periode sekitar 11 tahun, yang menunjukkan adanya pengaruh aktivitas matahari. Pada musim peralihan Maret – Mei, di samping faktor aktivitas matahari, periode sekitar 18 tahun juga tampak menonjol yang mengindikasikan pengaruh efek pasang surut bulan. Penelitian lainnya terhadap liputan awan global dari data satelit (1980 – 1996) ternyata menunjukkan hubungan yang sangat baik dengan fluks sinar kosmik dari galaksi. Korelasi itu paling baik untuk daerah lintang tinggi. Sebenarnya, ini merupakan pengaruh tidak langsung dari aktivitas matahari, sebab fluks sinar kosmik pun sangat dipengaruhi oleh aktivitas matahari. Pada saat aktivitas matahari maksimum, fluks sinar kosmik cenderung melemah.
Parameter Iklim Lainnya
Dari serangkaian penelitian hubungan aktivitas matahari dan parameter iklim dijumpai adanya periodisitas sekitar 11 tahun yang berkaitan dengan aktivitas matahari. Parameter iklim yang menunjukkan periodisitas seperti itu antara lain indeks kebasahan dan kekeringan di Cina selama 510 tahun (1470 – 1979) dan data endapan di danau Saki selama 4000 tahun (2295 SM – 1894). Demikian juga dijumpai pada data tinggi permukaan laut, suhu permukaan laut, curah hujan, suhu udara, tekanan udara, kronologi lingkaran pohon, indeks kekeringan dan banjir, kejadian sungai banjir, badai, hasil tangkapan ikan di Eropa, hasil panen di Amerika Serikat, produksi ternak unggas, sampai data ekonomi makro di Amerika Serikat. Kajian perubahan iklim jangka panjang di wilayah sekitar Afrika Utara, India, sampai Cina selama 1000 tahun terakhir juga dilakukan dengan data kronologi lingkaran pohon, banjir dan kekeringan, indeks suhu pada musim dingin, hujan, dan ketinggian air sungai atau danau. Hasilnya menunjukkan adanya beberapa kelompok periodisitas, antara lain periode jangka menengah (10-11 tahun) yang berkaitan dengan aktivitas matahari dan jangka panjang (78-90 tahun) berkaitan dengan siklus jangka panjang aktivitas matahari yang dikenal sebagai siklus Gleissberg. Dengan menggunakan data baloon cuaca di wilayah belahan bumi Utara selama 37 tahun (1958 – 1994 atau 3,5 siklus matahari), diketahui juga adanya osilasi di atmosfer tengah dengan periode 10 – 12 tahun. Ketinggian udara dengan tekanan tertentu (30 mb) ternyata bervariasi antara 23,91 – 24,05 km yang berkorelasi sangat baik dengan variasi aktivitas matahari yang berperiode sekitar 11 tahun. Osilasi itu juga tampak di kutub Utara, Timur Tengah, Atlantik Utara, Amerika Utara, dan. Pengaruh aktivitas matahari tampak jelas pada lapisan ozon pada ketinggian sekitar 40 – 50 km. Pada lapisan ini ozon bervariasi sekitar 0,8 – 1 % terhadap variasi UV matahari sebesar 1%. Pada lapisan di bawahnya, pengaruh aktivitas matahari yang cukup kuat tampak tidak merata. Pada ketinggian sekitar 28 – 30 km variasi ozon sekitar 0,4 % hanya terjadi di lintang menengah sementara pada ketinggian sekitar 24 – 25 km variasi ozon 0,4 – 0,5% hanya terjadi di lintang rendah. Hubungan aktivitas matahari yang direpresentasikan oleh bilangan sunspot dengan pusat aktivitas cuaca di Pasifik juga pernah diteliti. Pusat aktivitas cuaca semi-permanen di Pasifik merupakan sistem tekanan udara yang berpengaruh pada arah badai dan kekuatan sirkulasi udara yang pada akhirnya mempengaruhi iklim di wilayah sekitarnya. Dua daerah sistem tekanan semi-permanen di Pasifik belahan utara diteliti: daerah tekanan rendah Aleut dan daerah tekanan tinggi Hawaii. Lokasi yang mempunyai tekanan minimum di wilayah Aleut dan tekanan maksimum di wilayah Hawaii selama bulan Desember – Januari 1900–1994 (95 tahun) diteliti perubahan lokasi dan tekananannya, kemudian diidentifikasi kekhasannya pada saat-saat aktivitas matahari maksimum dan minimum. Hasilnya menunjukkan adanya pengelompokan yang signifikan pusat aktivitas cuaca yang berkaitan dengan aktivitas matahari. Pada saat aktivitas matahari maksimum bila dibandingkan pada saat aktivitas matahari minimum, pusat tekanan rendah Aleut berpindah sejauh rata-rata 700 km ke arah timur dari sekitar 188,5 derajat BT ke sekitar 178,5 derajat BT. Sedangkan pusat tekanan tinggi Hawaii berpindah ke utara dari sekitar 31,6 derajat LU ke sekitar 33,2 derajat LU. Karena perpindahan pusat tekanan rendah dan tinggi itu berkaitan juga dengan curah hujan di daerah sekitarnya, tampaknya curah hujan di sekitar Pasifik itu terpengaruh oleh aktivitas matahari, seperti di daerah pantai barat Amerika Serikat.

PRANATA SOSIAL 4

SOSIOLOGI – Lembaga Sosial

I PENGERTIAN
Lembaga Sosial adalah keseluruhan dari sistem norma yang terbentuk berdasarkan tujuan dan fungsi tertentu dalam masyarakat.

Lembaga Sosial berbeda dengan asosiasi. lembaga sosial bukanlah kumpulan orang-orang atau bangunan besar, melainkan kumpulan norma. sementara itu, realisasi dari norma yang dianut dalam lembaga sosial tersebut terjadi dengan adanya asosiasi.

Lembaga Sosial disebut juga Pranata Sosial.

II JENIS-JENIS LEMBAGA SOSIAL
Tipe-tipe Lembaga Sosial adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan perkembangannya dalam masyarakat
a. Crescive Institution : Tidak sengaja tumbuh dalam masyarakat melainkan karena adat istiadat masyarakat tertentu. contohnya lembaga perkawinan.
b. Enacted Institution : Sengaja dibentuk dalam masyarakat. contohnya lembaga pendidikan.

2. Berdasarkan kepentingannya dalam masyarakat
a. Basic Institution : lembaga sosial yang penting keberadaannya dalam masyarakat. contohnya lembaga pendidikan dan lembaga keluarga.
b. Subsidiary Institution : lembaga sosial yang tidak terlalu penting. contohnya rekreasi.

3. Berdasarkan penerimannya dalam masyarakat
a. Approved/ Sanctioned Institution : diterima masyarakat. contohnya lembaga pendidikan.
b. Unsanctioned Institution : tidak diterima masyarakat. contohnya pelacuran.

4. Berdasarkan popularitasnya
a. General Institution : dikenal dunia secara luas. contohnya lembaga agama.
b. Restricted Institution : dikenal hanya oleh kalangan tertentu saja. contohnya lembaga agama Islam, Kristen, Hindu dll.

5. Berdasarkan tujuannya
a. Operative Institution : didirikan untuk tujuan tertentu. contohnya lembaga industri.
b. Regulative Institution : didirikan untuk mengawasi masyarakat. contohnya lembaga hukum dan kejaksaan.

III FUNGSI DAN KOMPONEN LEMBAGA SOSIAL
Lembaga Sosial memiliki dua fungsi, yakni:
a. Fungsi Manifest : fungsi yang diharapkan dari lembaga sosial tersebut.
b. Fungsi Laten : fungsi yang tidak diharapkan dari lembaga sosial tersebut, namun terjadi.

Tiga Komponen Pokok Lembaga Sosial :
1. Pedoman sikap
2. Simbol budaya
3. Ideologi

IV MACAM-MACAM LEMBAGA SOSIAL
1. Lembaga Keluarga, berfungsi sebagai sarana sosialisasi primer, afeksi, reproduksi, ekonomi, proteksi dan pemberian status.
2. Lembaga Pendidikan, berfungsi sebagai perantara pewarisan budaya masyarakat, mengajarkan peranan sosial, dan mengembangkan hubungan sosial.
3. Lembaga Ekonomi, berfungsi sebagai pengatur produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa, serta memberi pedoman menggunakan tenaga kerja.
4. Lembaga Politik, berfungsi sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban, serta melayani dan melindungi masyarakat.
5. Lembaga Agama, berfungsi sebagai sumber pedoman hidup bagi masyarakat dan pengatur tata cara hubungan manusia dengan sesama dan manusia dengan Tuhan.

Lembaga sosial atau dikenal juga sebagai lembaga kemasyarakatan salah satu jenis lembaga yang mengatur rangkaian tata cara dan prosedur dalam melakukan hubungan antar manusia saat mereka menjalani kehidupan bermasyarakat dengan tujuan mendapatkan keteraturan hidup [1].

Fungsi lembaga sosial adalah untuk memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap dalam menghadapi masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok, menjaga keutuhan dari masyarakat, sebagai paduan masyarakat dalam mengawasi tingkah laku anggotanya.[

Pengertian Lembaga Sosial

Pengertian istilah lembaga sosial dalam bahasa Inggris adalah social institution, namun social institution juga diterjemahkan sebagai pranata sosial [3]. Hal ini dikarenakan social institution merujuk pada perlakuan mengatur perilaku para anggota masyarakat.[4]. Ada pendapat lain mengemukakan bahwa pranata sosial merupakan sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. [4]. Sedangkan menurut Koentjaraningrat Lembaga sosial merupakan satuan norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk keperluan khusus manusia dalamkehidupan bermasyarakat.[4]

Istilah lain yang digunakan adalah bangunan sosialyang diambil dari bahasa Jerman sozialegebilde dimana menggambarkan dan susunan institusi tersebut. [5].

Perkembangan Lembaga Sosial

Terbentuknya lembaga sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan keteraturan kehidupan bersama. Sebagaimana diungkapkan oleh Soerjono Soekanto lembaga sosial tumbuh karena manusia dalam hidupnya memerlukan keteraturan.[6] Untuk mendapatkan keteraturan hidup bersama dirumuskan norma-norma dalam masyarakat sebagai paduan bertingkah laku.

Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja. Namun, lama-kelamaan norma tersebut dibuat secara sadar.

Contoh: Dahulu di dalam jual beli, seorang perantara tidak harus diberi bagian dari keuntungan. Akan tetapi, lama-kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara tersebut harus mendapat bagiannya, di mana sekaligus ditetapkan siapa yang menanggung itu, yaitu pembeli ataukah penjual.

Sejumlah norma-norma ini kemudian disebut sebagai lembaga sosial. [6] Namun, tidak semua norma-norma yang ada dalam masyarakat merupakan lembaga sosial karena untuk menjadi sebuah lembaga sosial sekumpulan norma mengalami proses yang panjang. [2]

Menurut Robert M.Z. Lawang proses tersebut dinamakan pelembagaan atau institutionalized, yaitu proses bagaimana suatu perilaku menjadi berpola atau bagaimana suatu pola perilaku yang mapan itu terjadi.[2] Dengan kata lain, pelembagaan adalah suatu proses berjalan dan terujinya sebuah kebiasaan dalam masyarakat menjadi institusi/ lembaga yang akhirnya harus menjadi paduan dalam kehidupan bersama.[2]

Syarat Norma Terlembaga

Menurut H.M. Johnson suatu norma terlembaga (institutionalized) apabila memenuhi tiga syarat sebagai berikut[7]:

  1. Sebagian besar anggota masyarakat atau sistem sosial menerima norma tersebut.
  2. Norma tersebut menjiwai seluruh warga dalam sistem sosial tersebut.
  3. Norma tersebut mempunyai sanksi yang mengikat setiap anggota masyarakat.

Dikenal empat tingkatan norma dalam proses pelembagaan[7], pertama cara (usage) yang menunjuk pada suatu perbuatan. Kedua, kemudian cara bertingkah laku berlanjut dilakukan sehingga menjadi suatu kebiasaan (folkways), yaitu perbuatan yang selalu diulang dalam setiap usaha mencapai tujuan tertentu. Ketiga, apabila kebiasaan itu kemudian diterima sebagai patokan atau norma pengatur kelakuan bertindak, maka di dalamnya sudah terdapat unsur pengawasan dan jika terjadi penyimpangan, pelakunya akan dikenakan sanksi. Keempat, tata kelakuan yang semakin kuat mencerminkan kekuatan pola kelakuan masyarakat yang mengikat para anggotanya. Tata kelakuan semacam ini disebut adat istiadat (custom). Bagi anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat, maka ia akan mendapat sanksi yang lebih keras. Contoh, di Lampung suatu keaiban atau pantangan, apabila seorang gadis sengaja mendatangi pria idamannya karena rindu yang tidak tertahan, akibatnya ia dapat dikucilkan dari hubungan bujang-gadis karena dianggap tidak suci.

Keberhasilan proses institusinalisasi dalam masyarakat dilihat jika norma-norma kemasyarakatan tidak hanya menjadi terlembaga dalam masyarakat, akan tetapi menjadi terpatri dalam diri secara sukarela (internalized) dimana masyarakat dengan sendirinya ingin berkelakuan sejalan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat..[7]

Lembaga sosial umumnya didirikan berdasarkan nilai dan norma dalam masyarakat, untuk mewujudkan nilai sosial, masyarakat menciptakan aturan-aturan yang isebut norma sosial yang membatasi perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma. Inilah awalnya lembaga sosial terbentuk. Sekumpulan nilai dan norma yang telah mengalami proses penerapan ke dalam institusi atau institutionalization menghasilkan lembaga sosial

Ciri dan Karakter

Meskipun lembaga sosial merupakan suatu konsep yang abst

  1. Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya. Ia terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, tata kelakukan, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
  2. Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu. Oleh karena lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus dipelihara dan dibakukan.
  3. Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga lembaga perkawinan, perbankan, agama, dan lain- lain.
  4. Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga keluarga serta masjid, gereja, pura, dan wihara untuk lembaga agama.
  5. Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau simbol-simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambar tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Misalnya, cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu kebangsaan untuk negara, serta seragam sekolah dan badge (lencana) untuk sekolah.
  6. Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain. Sebagai contoh, izin kawin dan hukum perkawinan untuk lembaga perkawinan.

Sedangkan seorang ahli sosial yang bernama John Conen ikut pula mengemukakan karakteristik dari lembaga sosial. [1] Menurutnya terdapat sembilan ciri khas (karakteristik) lembaga sosial sebagai berikut.

  1. Setiap lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan khusus masyarakat.
  2. Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari anggotanya.
  3. Dalam lembaga sosial ada pola-pola perilaku permanen menjadi bagian tradisi kebudayaan yang ada dan ini disadari anggotanya.
  4. Ada saling ketergantungan antarlembaga sosial di masyarakat, perubahan lembaga sosial satu berakibat pada perubahan lembaga sosial yang lain.
  5. Meskipun antarlembaga sosial saling bergantung, masing-masing lembaga sosial disusun dan di- organisasi secara sempurna di sekitar rangkaian pola, norma, nilai, dan perilaku yang diharapkan.
  6. Ide-ide lembaga sosial pada umumnya diterima oleh mayoritas anggota masyarakat, terlepas dari turut tidaknya mereka berpartisipasi.
  7. Suatu lembaga sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.
  8. Setiap lembaga sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan tertentu.
  9. Suatu lembaga sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau orientasi kelompoknya.

Syarat Lembaga Sosial

Menurut Koentjaraningrat aktivitas manusia atau aktivitas kemasyarakatan untuk menjadi lembaga sosial harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Persyaratan tersebut antara lain[4] :

  1. Suatu tata kelakuan yang baku, yang bisa berupa norma-norma dan adat istiadat yang hidup dalam ingatan maupun tertulis.
  2. Kelompok-kelompok manusia yang menjalankan aktivitas bersama dan saling berhubungan menurut sistem norma-norma tersebut.
  3. Suatu pusat aktivitas yang bertujuan memenuhi kompleks- kompleks kebutuhan tertentu, yang disadari dan dipahami oleh kelompok-kelompok yang bersangkutan.
  4. Mempunyai perlengkapan dan peralatan.
  5. Sistem aktivitas itu dibiasakan atau disadarkan kepada kelompok- kelompok yang bersangkutan dalam suatu masyarakat untuk kurun waktu yang lama.

Referensi

  1. ^ a b Arif Rohman, dkk., 2002. Sosiologi. Klaten. Intan Pariwara. Hal 54-56
  2. ^ a b c d Lawang, Robert M.Z.,1985. Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi Modul 4–6, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka.Hal 40-60.
  3. ^ Hooguelt, Ankle MM, 1995 Sosiologi Sedang Berkembang, Jakarta, Raja Grafindo Persada.Hlm.65
  4. ^ a b c d Koentjaraningrat, 1987, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, Rineka Cipta. Hal. 70-74
  5. ^ Sanderson, Stephen K, 1995, Sosiologi Makro (Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial), Edisi kedua, Jakarta, Rajawali Press. Hlm. 23
  6. ^ a b c Soekanto, Soerjono, 1987, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Press.Hlm. 34
  7. ^ a b c Zeitlin, Irving M, 1998. Memahami Kembali Sosiologi, Cetakan kedua, Yogyakarta, Gadjah Mada Universitas Press. Hal 31-32
  8. ^ Fox, James, 2002, Indonesian Heritage: Agama dan Upacara, Jakarta, Buku Antarbangsa.Hlm.45

Menurut Hoarton dan Hunt, lembaga social (institutation) bukanlah sebuah bangunan, bukan kumpulan dari sekelompok orang, dan bukan sebuah organisasi. Lembaga (institutations) adalah suatu system norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting atau secara formal, sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok manusia. Dengan kata lain Lembaga adalah proses yang terstruktur (tersusun} untuk melaksanakan berbagai kegiatan tertentu.

Pendapat para tokoh tentang Difinisi Lembaga social :

  1. Menurut Koentjaraningkrat : Pranata social adalah suatu system tatakelakuan dan hubungan yang berpusat kepada akatifitas social untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
  2. menurut Leopold Von Weise dan Becker : Lembaga social adalah jaringan proses hubungan antar manusia dan antar kelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu beserta pola-polanya yang sesuai dengan minat kepentingan individu dan kelompoknya.
  3. Menurut Robert Mac Iver dan C.H. Page : Lembaga social adalah prosedur atau tatacara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
  4. Menurut Soerjono Soekanto, Pranata social adalah himpunana norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehiduppan masyarakat.

Proses pertumbuhan lembaga social.

Timbulnya institusi social dapat terjadi melalui 2 cara yaitu :

  1. secara tidak terncana
  2. secara terencana

Secara tidak terencana maksudnya adalah institusi itu lahir secara bertahap dalam kehidupan masyarakat, biasanya hal ini terjadi ketika masyarakat dihadapkan pada masalah atau hal-hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang sangat penting. Contohnya adalah dalam kehidupan ekonomi , dimasa lalu , untuk memperoleh suatu barang orang menggunakan system barter , namun karena dianggap sudah tidak efisien dan menyulitkan , maka dibuatlah uang sebagai alat pembayaran yang diakui masyarakat, hingga muncul lembaga ekonomi seperti bank dan sebagainya

Secara terencana maksudnya adalah institusi muncul melalui suatu proses perncanaan yang matang yang diatur oleh seseorang atau kelompok orang yang memiliki kekuasaan dan wewenang. Contohnya lembaga transmigrasi yang dibuat oleh pemerintah sebagai cara untuk mengatasi permasalahan kepadatan penduduk. Singkat kata bahwa proses terbentuknya lembaga social berawal dari individu yang saling membutuhkan . Saling membutuhkan ini berjalan dengan baik kemudian timbul aturan yang disebut norma kemasyarakatan. Norma kemasyarakatan dapat berjalan baik apabila terbentuk lembaga social.

Indipidu ———- Saling membutuhkan …………..Norma ………………….Lembaga social.

Untuk dapat membedakan kekuatan tingkatan mengikat norma secara sosiologis dikenal empat macam norma :

  1. Cara (usage) . Norma ini menunjukan suatu bentuk perbuatan dan mempunyai kekuatan sangat lemah. Cara (usage) lebih menonjol dalam hubungan antar individu dalam masyarakat. Suatu penyimpangan terhadap norma ini tidak akan mengakibatkan hukuman tetapi biasanya dapat celaan. Contoh cara makan yang berisik, minim sambil bersuara dll.
  2. Kebiasaan folkways) menunjukan pada perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Contoh orang yang mempunyai kebiasaan memberikan hormat kepada orang yang lebih tua usianya dll.
  3. Adat istiadat (custom) Tata kelakuan yang telah berlangsung lama dan terintegrasi secara kuat dengan pola perilaku masyrakat dapat meningkatkan kekuatan normatifnya menjadi adat istiadat.

Tipe-tipe lembaga social

a. Berdasarkan sudut perkembangan

1. Cresive institution yaitu istitusi yang tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat.

Contoh institusi agama, pernikahan dan hak milik.

  1. Enacted institution yaitu institusi yang sengaja dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Contohnya institusi pendidikan

b. Berdasarkan sudut nilai yang diterima oleh masyarakat.

1. Basic institutions yaitu institusi social yang dianggap penting untuk memlihara dan

mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contohnya keluarga, sekolah, Negara

dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.

2. Subsidiary institutions yaitu institusi social yang berkaitan dengan hal-hal yang dianggap

oleh masyarakat kurang penting dan berbeda di masing-masing masyarakat.

c. Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat .

1. Approved atau social sanctioned institutions yaitu institusi social yang diterima oleh

masayarakat misalnya sekolah atau perusahaan dagang.

2. Unsanctioned institutions yaitu institusi yang ditolak masyarakat meskipun masyarakat

tidak mampu memberantasnya. Contoh organisasi kejahatan.

d. Berdasarkan sudut penyebarannya.

1. General institutions yaitu institusi yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat.

Contohnya institusi agama

2. Restrikted institutions intitusi social yang hanya dikenal dan dianut oleh sebagian kecil

masyarakat tertentu, contoh islam, protestan, katolik dan budha.

e. Berdasrkan sudut fungsinya

1. Operative institutions yaitu institusi yang berfungsi menghimpun pola-pola atau cara-

cara yang diperlukan dari masyarakat yang bersangkutan. Contoh institusi ekonomi

2. Regulative institutions yaitu institusi yang bertujuan mengawasi adat istiadat atau

tatakelakuan dalam masyarakat. Contoh institusi hukum dan politik seperti pengadilan

dan kejaksaan.

Institusi Keluarga

Keluarga adalah unit social yang terkecil dalam masyarakat. Dan juga institusi pertama yang dimasuki seorang manusia ketika dilahirkan.

Proses terbentuknya Keluarga.

Pada umumnya keluarga terbentuk melalui perkawinan yang sah menurut agama, adat atau pemerintah dengan proses seperti dibawah ini :

  1. diawali dengan adnya interaksi antara pria dan wanita
  2. Interaksi dilakukan berulang-ulang, lalu menjadi hubungan social yang lebih intim sehingga terjadi proses perkawinan.
  3. Setelah terjadi perkawinan, terbentuklah keturunan , kemudian terbentuklah keluarga inti

Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana hubungan antara lembaga keluarga dengan lembga agama ?

Tujuan Perkawinan.

  1. Untuk mendapatkan keturunan
  2. Untuk meningkat derajat dan status social baik pria maupun wanita
  3. mendekatkan kembali hubungan kerabat yang sudah renggang
  4. Agar harta warisan tidak jatuh ke orang lain.

Fungsi keluarga

  1. Fungsi Reproduksi artinya dalam keluarga anak-anak merupakan wujud dari cinta kasih dan tanggung jawab suami istri meneruskan keturunannya.
  2. Fungsi sosialisasi artinya bahwa keluarga berperan dalam membentuk kepribadian anak agar sesuai dengan harapan orang tua dan masyarakatnya. Keluarga sebagai wahana sosialisasi primer harus mampu menerapakan nilai dan norma masyarakat melalui keteladanan orang tua.
  3. Fungsi afeksi artinya didalam keluarga diperlukan kehangatan rasa kasih saying dan perhatian antar anggota keluarga yang merupakan salah satu kebutuhan manusia sebagai makluk berpikir dan bermoral (kebutuhan integratif) apabila anak kurang atau tidak mendapatkannya , kemungkinan ia sulit untuk dikendalikan nakal, bahkan dapat terjerumus dalam kejahatan.
  4. Fungsi ekonomi artinya bahwa keluarga terutama orang tua mempunyai kewajiban ekonomi seluaruh keluarganya . Ibu sebagai sekretaris suami didalam keluarga harus mampu mengolah keuangan sehingga kebutuahan dalam rumah tangganya dapat dicukupi.
  5. Fungsi pengawasan social artinya bahwa setiap anggota keluarga pada dasarnya saling melakukan control atau pengawasan karena mereka memiliki rasa tanggung jawab dalam menjaga nama baik keluarga .
  6. Fungsi proteksi (perlindungan) artinya fungsi perlindungan sangat diperlukan keluarga terutma anak , sehigngga anak akan merasa aman hidup ditengah-tengah keluarganya. Ia akan merasa terlindungi dari berbagai ancaman fisik mapun mental yang dating dari dalam keluarga maupun dari luar keluarganya.
  7. Fungsi pemberian status artinya bahwa melalui perkawinan seseorang akan mendapatkan status atau kedudukan yang baru di masyarakat yaitu suami atau istri. Secara otomatis mereka akan diperlakukan sebagai orang yang telah dewasa dan mampu bertanggung jawab kepada diri, keluarga, anak-anak dan masyarakatnya.

Peran dan fungsi lembaga pendidikan

1. Fungsi manifest pendidikan

a. membantu orang untuk mencari nafkah

b. menolong mengembangkan potensinya demi pemenuhan kebutuhan hidupnya.

c. Melestarikan kebudayaan dengan caramengajarkannya dari generasi kegenerasi berikutnya.

d. Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran ketrampilan berbicara dan mengembangkan cara berpikir rasional

e. Memperkaya kehidupan dengan cara menciptakan kemungkainan untuk berkembangnya cakrawala intelektual dan cinta rasa keindahan.

f. Meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri melalui bimbingan pribadi dan berbagai kursus

g. Meningkatkan taraf kesehatan para pemuda bangsa melalui latihan dan olahraga.

h. Menciptakan warga Negara yang patreotik melalui pelajaran yang menggambarkan kejayaan bangsa.

i. Membentuk kepribadian yaitu susunan unsur dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu.

2. Fungsi laten lembaga pendidikan.

Fungsi ini berkaitan dengan fungsi lembaga pendidikan secara tersembunyi yaitu menciptakan atau melahirkan kedewasaan peserta didik.

Singkat kata bahwa fungsi pendidikan yang berkaitan dengan fungsi yang

nyata (manifest) adalah :

1. mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah

2. mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentaingan masyarakat.

3. melestarikan kebudayaan

4. menanamkan ketrampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.

Sedangkan fungsi laten lembaga pendidikan adalah :

1. mengurangi pengendalian orang tua melalui pendidikan sekolah orang tua melimoahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah

2. menyediakan saranan untuk pembangkangan , Sekolah mempunyai potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.

3. mempertahankan system kelas social . Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise , privilese, dan status yang ada dalam masyarakat.

4. memperpanjang masa remaja . Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.

Tujuan dan funsi lembaga ekonomi

Pada hakekatnya tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga ekonomi adalah terpenuhinya kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup masyarakat.

Fungsinya dari lembaga ekonomi adalah :

  1. memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan
  2. memberikan pedoman untuk melakukan pertukaran barang/barter
  3. memberi pedomantentang harga jual beli barang
  4. memberi pedoman untuk menggunakan tenaga kerja
  5. memberikan pedoman tentang cara pengupahan
  6. memberikan pedomantentang cara pemutusan hubungan kerja
  7. memberi identitas bagi masyarakat.

Struktur lembaga ekonomi

Secara sederhana, lembaga ekonomi dapat diklasifikasikan sb;

  1. sector agraris yang meliputi sector pertanian, seperti sawah, perladangan, perikanan, dan pertenakan.(Gathering/pengumpulan) yaitu proses pengumpulan barang atau sumberdaya alam dari lingkungannya.
  2. sector industri ditandai dengan kegiatan produksi barang.(production)
  3. sector perdagangan merupakan aktifitas penyaluran barang dari produsen ke konsumen {Distributing) yaitu proses pembagian barang dan komonditas pada subsistem-subsistem lainnya.

Ada beberapa unsur lembaga ekonomi :

  1. Pola perilaku : efisiensi, penghematan, profesionalisme, mencari keuntungan
  2. Budaya simbolis : merk dagang, hak paten, slogan , lagu komersial
  3. Budaya manfaat : took, pabrik,pasar, kantor, balngko, formulir.
  4. Kode spesialisasi : kontrak, lesensi, kontrak monopoli, akte perusahaan
  5. Ideologi : liberalisme, tanggungjawab ,manajerial, kebebasan beryusaha, hak buruh.

Jakarta, Nopember 2007

Mrpams.

Interaksi sosial kelas X

INTERAKSI SOSIAL

Pengertian Interaksi social

Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbale balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social.

Dalam kamus Bahasa Indonesia Innteraksi didifinisikan sebagai hal saling melalkukan akasi , berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian interaksi adalah hubungan timbale balik (social) berupa aksi salaing mempengaruhi antara indeividu dengan individu, antara individu dankelompok dan antara kelompok dengan dengan kelompok.

Gillin mengartikan bahwa interaksi social sebagai hubungan-hubungan social dimana yang menyangkut hubungan antarandividu , individu dan kelompok antau antar kelompok. Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1. jumlah pelakunya dua orang atau lebih
  2. adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbul atau lambing-lambang
  3. adanya suatu demensi waktu yang meliputi ,asa lalu, masa kini, dan masa yang akan dating .
  4. adanya tujuan yang hendak dicapai.

Syarat terjadinya interaksi adalah :

1. adanya kontak sosial

Kata kontak dalam bahasa inggrisnya “contock”, dari bahasa lain “con” atau “cum”

yang artinya bersama-sama dan “tangere” yang artinya menyentuh . Jadi kontak

berarti sama-sama menyentuh.Kontak social ini tidak selalu melalui interaksi atau

hubungan fisik, karena orang dapat melakuan kontak social tidak dengan menyentuh,

misalnya menggunakan HP, telepon dsb.

Kontak social memiliki memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

  1. Kontak social bisa bersifat positif dan bisa negative. Kalau kontak social mengarah pada kerjasama berarti positif, kalau mengarah pada suatu pertentangan atau konflik berarti negative.
  2. Kontak social dapat bersifat primer dan bersifat skunder. Kontak social primer terjadi apa bila peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misanya kontak antara guru dengan murid dsb. Kalau kontak skunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui perantara. Missal percakapan melalui telepon, HP dsb.

2. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Ada lima unsure pokok dalam komunikasi yaitu

  1. komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan atau perasaan atau pemikiran pada pihak lain.
  2. Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, informasi.
  3. Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
  4. Media yaitu alat untuk menyampaiakn pesan
  5. Efek/feed back yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator.

Ada tiga tahapan penting dalam komunikasi

  1. Encoding . Pada tahap ini gagssaan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar . dalam tahap ini komunikator harus memilih kata atau istilah ,kalimat dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.
  2. Penyampaian. Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaiakan . Penyampaian dapat berupa lisan dan dapat berupa tulisan atau gabungan dari duanya.
  3. Decoding Pada tahap ini dilakukan proses mencerna fdan memahami kalimat serta gambar yang diterima menuruy pengalaman yang dimiliki.

Ada beberapa factor yang mendorong terjadinya interaksi social ;

  1. Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain
  2. Sugesti . Sugesti ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika sipenerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat bewrfikir rasional.

Biasanya sugesti berasal dari orang-orang sebagai berikut:

    1. orang yang berwibawa, karismatik dan punya pengaruh terhadap yang disugesti, misalnya orang tua ulama dsb.
    2. Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada yang disugesti.
    3. Kelompok mayoritas terhadap minoritas.
    4. Reklame atau iklan media masa.
  1. Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).
  2. Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-olah dirinya berasa dalam keadaan orang lain.
  3. Empati yaitu merupakan simpati yang menfdalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.

Sumber informasi yang mendasari interaksi

  1. warna kuli . 6. pakaian
  2. usia 7. wacana
  3. jenis kelamin
  4. penampilan fisik
  5. bentuk tubuh

Pengertian Lembaga Sosial

Pengertian istilah lembaga sosial dalam bahasa Inggris adalah social institution, namun social institution juga diterjemahkan sebagai pranata sosial [3]. Hal ini dikarenakan social institution merujuk pada perlakuan mengatur perilaku para anggota masyarakat.[4]. Ada pendapat lain mengemukakan bahwa pranata sosial merupakan sistem tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. [4]. Sedangkan menurut Koentjaraningrat Lembaga sosial merupakan satuan norma khusus yang menata serangkaian tindakan yang berpola untuk keperluan khusus manusia dalamkehidupan bermasyarakat.[4]

Istilah lain yang digunakan adalah bangunan sosialyang diambil dari bahasa Jerman sozialegebilde dimana menggambarkan dan susunan institusi tersebut. [5].
[sunting] Perkembangan Lembaga Sosial

Terbentuknya lembaga sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan keteraturan kehidupan bersama. Sebagaimana diungkapkan oleh Soerjono Soekanto lembaga sosial tumbuh karena manusia dalam hidupnya memerlukan keteraturan.[6] Untuk mendapatkan keteraturan hidup bersama dirumuskan norma-norma dalam masyarakat sebagai paduan bertingkah laku.

Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja. Namun, lama-kelamaan norma tersebut dibuat secara sadar.
Menurut H.M. Johnson suatu norma terlembaga (institutionalized) apabila memenuhi tiga syarat sebagai berikut[7]:

1. Sebagian besar anggota masyarakat atau sistem sosial menerima norma tersebut.
2. Norma tersebut menjiwai seluruh warga dalam sistem sosial tersebut.
3. Norma tersebut mempunyai sanksi yang mengikat setiap anggota masyarakat.

Dikenal empat tingkatan norma dalam proses pelembagaan[7], pertama cara (usage) yang menunjuk pada suatu perbuatan. Kedua, kemudian cara bertingkah laku berlanjut dilakukan sehingga menjadi suatu kebiasaan (folkways), yaitu perbuatan yang selalu diulang dalam setiap usaha mencapai tujuan tertentu. Ketiga, apabila kebiasaan itu kemudian diterima sebagai patokan atau norma pengatur kelakuan bertindak, maka di dalamnya sudah terdapat unsur pengawasan dan jika terjadi penyimpangan, pelakunya akan dikenakan sanksi. Keempat, tata kelakuan yang semakin kuat mencerminkan kekuatan pola kelakuan masyarakat yang mengikat para anggotanya. Tata kelakuan semacam ini disebut adat istiadat (custom). Bagi anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat, maka ia akan mendapat sanksi yang lebih keras. Contoh, di Lampung suatu keaiban atau pantangan, apabila seorang gadis sengaja mendatangi pria idamannya karena rindu yang tidak tertahan, akibatnya ia dapat dikucilkan dari hubungan bujang-gadis karena dianggap tidak suci.

Keberhasilan proses institusinalisasi dalam masyarakat dilihat jika norma-norma kemasyarakatan tidak hanya menjadi terlembaga dalam masyarakat, akan tetapi menjadi terpatri dalam diri secara sukarela (internalized) dimana masyarakat dengan sendirinya ingin berkelakuan sejalan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat..[7]

Lembaga sosial umumnya didirikan berdasarkan nilai dan norma dalam masyarakat, untuk mewujudkan nilai sosial, masyarakat menciptakan aturan-aturan yang isebut norma sosial yang membatasi perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma. Inilah awalnya lembaga sosial terbentuk. Sekumpulan nilai dan norma yang telah mengalami proses penerapan ke dalam institusi atau institutionalization menghasilkan lembaga sosial [8].
[sunting] Ciri dan Karakter

Meskipun lembaga sosial merupakan suatu konsep yang abstrak, ia memiliki sejumlah ciri dan karakter yang dapat dikenali.

Menurut J.P Gillin di dalam karyanya yang berjudul “Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial” (General Features of Social Institution) menguraikan sebagai berikut[6]:

1. Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya. Ia terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, tata kelakukan, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
2. Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu. Oleh karena lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus dipelihara dan dibakukan.
3. Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga lembaga perkawinan, perbankan, agama, dan lain- lain.
4. Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga keluarga serta masjid, gereja, pura, dan wihara untuk lembaga agama.
5. Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau simbol-simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambar tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Misalnya, cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu kebangsaan untuk negara, serta seragam sekolah dan badge (lencana) untuk sekolah.
6. Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain. Sebagai contoh, izin kawin dan hukum perkawinan untuk lembaga perkawinan.

Sedangkan seorang ahli sosial yang bernama John Conen ikut pula mengemukakan karakteristik dari lembaga sosial. [1] Menurutnya terdapat sembilan ciri khas (karakteristik) lembaga sosial sebagai berikut.

1. Setiap lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan khusus masyarakat.
2. Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari anggotanya.
3. Dalam lembaga sosial ada pola-pola perilaku permanen menjadi bagian tradisi kebudayaan yang ada dan ini disadari anggotanya.
4. Ada saling ketergantungan antarlembaga sosial di masyarakat, perubahan lembaga sosial satu berakibat pada perubahan lembaga sosial yang lain.
5. Meskipun antarlembaga sosial saling bergantung, masing-masing lembaga sosial disusun dan di- organisasi secara sempurna di sekitar rangkaian pola, norma, nilai, dan perilaku yang diharapkan.
6. Ide-ide lembaga sosial pada umumnya diterima oleh mayoritas anggota masyarakat, terlepas dari turut tidaknya mereka berpartisipasi.
7. Suatu lembaga sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.
8. Setiap lembaga sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan tertentu.
9. Suatu lembaga sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau orientasi kelompoknya.

[sunting] Syarat Lembaga Sosial

Menurut Koentjaraningrat aktivitas manusia atau aktivitas kemasyarakatan untuk menjadi lembaga sosial harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Persyaratan tersebut antara lain[4] :

1. Suatu tata kelakuan yang baku, yang bisa berupa norma-norma dan adat istiadat yang hidup dalam ingatan maupun tertulis.
2. Kelompok-kelompok manusia yang menjalankan aktivitas bersama dan saling berhubungan menurut sistem norma-norma tersebut.
3. Suatu pusat aktivitas yang bertujuan memenuhi kompleks- kompleks kebutuhan tertentu, yang disadari dan dipahami oleh kelompok-kelompok yang bersangkutan.
4. Mempunyai perlengkapan dan peralatan.
5. Sistem aktivitas itu dibiasakan atau disadarkan kepada kelompok- kelompok yang bersangkutan dalam suatu masyarakat untuk kurun waktu yang lama.
http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_sosial

A. LEMBAGA SOSIAL
1. PENGERTIAN
Lembaga Sosial sebenarnya berasal dari bahasa inggris yaitu Social institutions
Pertanyaan: Apakah istiLah lembaga sama dengan badan/institusi(yang berasal dari bahasa inggris tsb?

Ada perbedaan istilah:
Lembaga: Sistem norma atau aturan2 mengenai aktivitas masyarakat yang khusus
Institusi/badan: kelompok orang yang terorganisasi dan bertugas melaksanakan aktivitas di dalamnya
Definisi menurut tokoh:…
Prof. Dr. Koentjaraningrat: “Lembaga sosial merupakan satuan norma khusus yang menata serangkaian tindakan yangberpola untuk keperluan khusus manusia dalamkehidupan bermasyarakat”
Bruce J. Cohen: “Lembaga sosial merupakan sistem pola sosial yang tersusun rapi dan secara relatif bersifat permanen serta mengandung perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan manusia
Hal2 penting yang dapat disimpulkan, adalah:..
Bahwa pengertian Lembaga Sosial:
Berkaitan dengan kebutuha pokok manusia dalam kehidupan bermasyarakat
Organisasi yang relatif permanen/tetap
Organisasi yang tersusun atau terstruktur
Merupakan cara bertindak yang mengikat

2. Ciri-Ciri Lembaga Sosial
Menurut Gillin and Gillin:
Merupakan organisasi pola pemikiran dan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan hasilnya terdiri atas: adat istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan yang tergabung ke dalam satu unit yang fungsional
Mempunyai tingkat kekekalan tertentu
Mempunyai satu atau beberapa tujuan
Mempunyai alat2 perlengkapan yang dipergunakan mencapai tujuan

e. Memiliki lambangtertentu secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsinya
f. Mempunyai tradisi tertulis ataupun yang tidak tertulis yangmerupakan dasar bagi pranata yangbersangkutan dalam menjalankan fungsinya

3. Tipe-Tipe Lembaga Sosial
Menurut Gillin and Gillin ada beberapa tipe lembaga dilihat dari berbagai sudut pandang:
Dilihat dari perkembangannya:
1. Cresive Institution: lembaga paling primer merupakan lembaga sosial yang tidak sengaja dibentuk dan tumbuh dari adat istiadat masyarakat. Contoh: pranata perkawinan, pranata hak milik dan pranata agam
2. Enacted Institution:lembaga Sosial yang sengaja dibentuk untukmencapai tujuan tertentu. Contoh: Lembaga pendidikan, lembaga ekonomi

b. Dilihat dari sistem nilai yang diterima masyarakat:
1. Basic Institution: “Lembaga sosial yang penting untuk memelihara dan mempertahankan tatatertib dalam masyarakat. Contoh: Keluarga, sekolah dan negara
2. Subsidiary Institution: “Lembaga sosial yang berkaitan dengan hal2 yang dipandang masyarakat kurang penting” Contoh: kegiatan rekreasi dan hiburan

c. Dilihat dari penerimaan masyarakat:..
1. Approved/Sanctioned Institution: “Lembaga sosial yang diterima oleh Masyarakat” Contoh: Sekolah dan perusahaan dagang
2. Unsanctioned Institution: “Lembaga sosial yang ditolak oleh masyarakat, meskipun masyarakat tidak bisa memberantasnya. Contoh: kelompok preman, geng, kelompok pengemis, kelompok mafia

d. Dari faktor penyebarannya:
1. General Institution: “Lembaga yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat dunia”. Contoh: Agama
2. Restrcted Institution: “Lembaga sosial yang dikenal oleh masyarakat tertentu saja. Contoh: agama Islam, kristen, katolik, Hindu, Budha dll

e. Dilihat dari fungsinya:
1. Operative Institution: “Lembaga sosial yang berfungsi menghimpun pola2/tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan dari masyarakat yang bersangkutan
contoh: lembaga industri
2. Regulative institutions: “ lembaga Sosial yang bertujuan mengawasi adat-istiadat atau tata kelakuan yang ada dalam masyarakat. Contoh: lembaga hukum seperti: kejaksaan, pengadilan, kepolisian, dan LBH
4. Bentuk dan lembaga/Pranata Sosial
Pranata Keluarga: “ Merupakan pranata sosial dasar dari semua pranata sosial lainnya yang berkembang di masyarakat”
Fungsi pranata keluarga:..
1. Fungsi reproduksi
2. Fungsi afeksi
3. Fungsi penentuan status
4. Fungsi Sosialisasi
5. Fungsi ekonomis
6. Fungsi perlindungan
7. Fungsi Pengawasan Sosial

b. Pranata agama, fungsinya:..
1. Sumber pedoman hidup manusia
2. Pengatur cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia dan lingkungan
3. Sebagai tuntunan mengenai prinsip benar dan salah
4. Pedoman pengungkapan perasaan kebersamaan
5. Pedoman perasaan keyakinan
6. Pedoman keberadaan manusia

d. Pranata politik
“Pranata yang memiliki kegiatan dalam suatu sistem negara yang menyangkut proses menentukan dan melaksanakan tujuannegara”
Fungsinya:…
1. Memelihara ketertiban dalam masyarakat
2. Bertindak sebagai pemaksa hukum
3. Dengan lat2 yang dimiliki berusaha mempertahankan negara dari ancaman negara luar
4. Mengusahakan kesejahteraan umum
5. Mengatur proses persaingan mencapai kekuasaan
6. Membuat perundang2an dan melaksanakan undang2 yang telah disyahkan

B. KELOMPOK SOSIAL
PENGERTIAN:
“Kelompok sosial berkaitan erat dengan lembaga sosial, kelompok sosial merupakan perwujudan dari lembaga sosial.
Contoh: hukum merupakan lembaga/pranata sosial, sedangkan pengadilan negeri batam adalah kelompok sosial

Persyaratan kelompok sosial:
Soerjono Soekanto, memberikan persyaratan agar kumpulan manusia disebut kelompok sosial:
Adanya kesadaran setiap anggota kelompok bahwa dia merupakan bagian dari kelompok bersangkutan
Ada hubungan timbal balik antar anggota
Ada faktor pengikat yang dimiliki bersama
Berstruktur , berkaidah dan mempunyai pola perilaku
Bersistem dan berproses

2. Bentuk kelompok sosial
Dilihat dari besar kecilnya anggota kelompok:
1. Kel. Sos. Kecil
2. Kel. Sos. Besar
b. Dilihat dari proses terbentuknya:
1. Kelompok semu/khayalak ramai: sementara,dan memiliki kepentingan sesaat
Contoh: massa, crowd, mob,public. audience
2. Kelompok nyata/organisasi sosial
contoh: keluarga luas/klan/marga, assosiasi,

c. Dilhat dari erat/tidaknya ikatan kelompok:
menurut Ferdinant Tonies:\
1. Kelompok Gemeunschaft/paguyuban
2. Kelompok Gesselschaft/patembayan